Iman adalah isi hati, tingkah laku, perbuatan yang kita lakukan berdasarkan rasa yakini dan percaya. Iman dalam islam berarti yakin dan percaya kepada Allah tuhan semesta alam, Nabi Muhammad, dan mengamalkan semua ajaran islam. Untuk mendapatkan keimanan yang bersih dan jernih beberapa ini adalah prosesnya :
(أَفَلاَ يَنْظُرُوْنَ
إِلَى اْلإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ (17
(وَإِلَى
السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ (18
(وَإِلَى الْجِبَالِ
كَيْفَ نُصِبَتْ (19
(وَإِلَى
اْلأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (20
“ Apakah mereka tidak
memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia
dihamparkan?” (QS Al Ghasyiyah: 17-20)
Uqdatul Kubro
Di saat manusia beranjak dewasa yang ditandai oleh kesempurnaan akalnya, maka
semenjak itu ia mulai berpikir tentang keberadaanNya di dunia ini. Ia mulai
berpikir tentang beberapa pertanyaan mendasar yang sangat perlu, bahkan harus
ia jawab. Jawaban tersebut akan menjadi landasan kehidupan pada masa-masa
selanjutnya. Selama masalah ini belum terjawab, selama itu pula manusia seolah
tersesat tanpa tujuan jelas dan tidak akan berjalan di dunia ini dengan tenang.
Karena sifatnya yang demikian beberapa pertanyaan pokok dan mendasar ini sering
disebut sebagai Uqdatul Kubro
(masalah atau simpul yang sangat besar).
Pertanyaan mendasar tersebut berupa :
>Dari
manakah manusia dan kehidupan ini ?
>Untuk
apa manusia dan kehidupan ini ada ?
>Akan
kemana manusia dan kehidupan setelah ini ?
Bila pertanyaan ini terjawab maka seseorang akan memiliki
landasan kehidupan sekaligus tuntunan dan tujuan kehidupannya, terlepas dari
jawabannya benar atau salah. Selanjutnya ia berjalan di dunia ini dengan
landasan tersebut, berekonomi dan berbudaya berdasar landasan itu, bahkan ia
akan mengajak orang dan kaum lain agar mengikuti landasan tersebut.
Seseorang atau suatu kaum yang menyelesaikan uqdatul kubra dengan jawaban :
“kehidupan dunia ini
ada dengan sendirinya, manusia berasal dari tanah atau materi dan kelak akan
kembali lagi menjadi materi atau benda, sehingga manusia hidup untuk mencari
kebahagiaan materi selama ia mampu hidup”
Maka mereka akan hidup dengan aturan yang dibuatnya sendiri,
dengan standar baik-buruk yang ia kehendaki. Mereka akan berbudaya, berekonomi
dan berpolitik untuk mencapai kebahagiaan material, selama mereka mampu hidup.
Orang dan kaum seperti ini tidak meyakini adanya hal ghaib (ruh, akhirat,
pahala-dosa dan sebagainya). Mereka percaya segalanya materi belaka.
Sementara itu seseorang atau suatu kaum yang menjawab :
“dibalik alam dan
kehidupan ini ada Sang Pencipta, yang mengadakan seluruh alam, termasuk
dirinya, memberi tugas atau amanah kehidupan pada manusia dan kelak ada
kehidupan lain setelah dunia ini, yang akan menghisab seluruh perbuatannya di
dunia”
Maka mereka akan hidup, berekonomi, berbudaya, berpolitik
dan berinteraksi dengan kaum lain, berdasarkan aturan Penciptanya. Standar
baik-buruk berdasarkan aturan Sang Pencipta, dan sekaligus menjadi standar amal
yang harus ia pertanggungjawabkannya di hadapan Sang Pencipta.
Demikian gambaran ringkas tentang landasan kehidupan seseorang atau suatu kaum,
yang sekaligus merupakan jawaban uqdatul
kubro manusia. Tetapi bagaimana jawaban yang benar terhadap masalah ini?
Pemecahan Shohih Uqdatul Kubro
Dengan berbagai upaya, manusia mencoba mencari jawaban tersebut melalui segala
hal yang dapat dijangkau akalnya. Karena segala hal yang dapat dijangkau akal
manusia, tidak lepas dari
(1) alam semesta (al kaun)
(2) manusia (al insan)
(3) kehidupan (al hayaah)
Maka ketiga hal inilah yang dijadikan obyek atau media
berpikir untuk mencari jawaban yang dimaksud.
Pemecahan yang benar terhadap masalah ini tidak akan terbentuk kecuali dengan
pemikiran yang jernih dan menyeluruh tentang alam semesta, manusia dan
kehidupan serta hubungan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan sesudah
kehidupan dunia ini. Islam telah memberi jawaban melalui proses berpikir yang
jernih, menyeluruh, benar, sesuai dengan akal, menentramkan jiwa dan sesuai
dengan fitrah manusia.
_______________________________________
>>Proses Keimanan masih berlanjut ke "Prosespencarian keshahihan dari uqdatul qubra"