Memang telah menjadi sunatullah, bahwa kaum Muslimin senantiasa
dibayangi oleh segala manuver musuh-musuhnya untuk menjauhkan kaum
Muslimin dengan ajaran-ajarannya. Ini telah terjadi semenjak cahaya
Islam terpancar dari Makkah Al-Mukarramah, dan akan terus terjadi hingga
hari akhir. Kebebncian kaum kafir dan musyrik terhadap Islam dan kaum
Muslimin, senantiasa diwujudkan melalui berbagai langkah tanpa kenal
lelah, didukung potensi dana, media, iptek dan kekuatan politis serta
militer yang ada, mereka senantiasa membuat makar terhadap umat Islam.
Semua itu telah diperingatkan oleh firman Allah SWT :
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama dan ajaran hidup mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS.
Al-Baqarah : 120)
Diantara aspek yang paling terasa pengaruhnya adalah makin jauhnya
umat Islam dari sikap akhlaq Islami. Meski hal ini, merupakan hasil
suatu proses yang cukup panjang, namun hingga kini, sedikit sekali umat
yang menyadari hal tersebut. Karenanya, langkah untuk meninggikan
kesadaran umat terhadap fakta ini harus dilaksanakan sesegera mungkin.
Sarana perusakan yang paling berbahaya yang digunakan untuk merusak
akhlaq dan tata kehidupan yang Islami adalah dengan menyuguhkan
pemikiran yang salah bahkan bersifat destruktif yang mampu menjungkir
balikkan tatanan sosial yang Islami serta menciptakan lingkungan yang
buruk di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia. Berbagai cara yang
digunakan antara lain:
1. Mengalihkan Ummat Kepada Gaya Hidup Permisivisme-Materialisme (keserbabolehan mencari dan mencintai harta dan dunia)
Sungguh musuh-musuh Islam telah mampu merusak jalan hidup dan akhlaq
kebanyakan kaum muslimin dengan menggunakan harta untuk membeli orang-
orang yang berjiwa lemah, diarahkan sesuai dengan kehendak mereka.
Dipasungnya kaum muslimin dalam perbuatan suap-menyuap, manipulasi harta
ummat, melakukan penimbunan secara haram, terbiasa berbuat curang
dengan cara memperlicin usahanya melalui materi. Semua aktivitas
tersebut, seolah suatu kebolehan tanpa dosa. Biasa dilakukan bahkan
senantiasa berlomba mencari kesempatan untuk melakukannya. Penyakit
tersebut telah menjalar di tengah-tengah masyaraka sehingga banyak kaum
muslimin yang terbengkalai. Setiap perbuatan tidak lagi melalui
jalan yang telah disyari’atkan oleh Islam, melainkan hanya melihat ‘apa
yang bisa dan tidak bisa’, bukan ‘apa yang boleh dan tidak’.
2.Pergaulan Bebas
Satu aspek di masyarakat Islam yang kini telah menggejala umum,
adalah adanya sikap bebas bergaul sesuai keinginan, asal tidak mengganggu
orang lain. Seorang lelaki boleh berbuat apa saja terhadap wanita yang
‘suka sama suka’. Seorang remaja boleh berbuat semaunya sebagaimana yang
ia dapatkan contohnya di berbagai media yang ada. Dari kondisi inilah
muncul aktivitas free-sex, hancurnya nilai kasih sayang hakiki, merajalelanya prostitusi, meningkatnya angka aborsi, putusnya
nilai-nilai kekeluargaan dan berberakibat pada hancurnya tatanan sosial
masyarakat.
Orang-orang yang tenggelam dalam pergaulan bebas tanpa batas, sibuk dan
mabuk oleh pesona-pesona yang nisbi tertipu oleh kesenangan yang
semu, secara tidak sadar mereka tidak memperdulikan bahaya besar yang
mengancam peradabannya. Masyarakat yang telah bercampur aduk seperti
ini akan merusak tatanan sosial yang telah dibangun oleh Islam,
menyebabkan hilangnya rasa saling mencintai, putusnya rasa persaudaraan,
dan akhirnya punahnya wujud eksistensinya, tidak ada lagi masyarakat
yang bernama masyarakat Islam.
3. Memperalat Kaum Wanita
Musuh-musuh Islam telah memperalat kaum wanita untuk merusak nilai
Islami di masyarakat. Disebarluaskannya paham kesamaan derajat total
pria dan wanita. Dibebaskannya aktivitas wanita sebagaimana pria. Maka
batas pergaulan antara keduanya menjadi bias, karena pada hampir
seluruh aktivitas pria, wanita senatiasa menyertai dan menyempurnakannya. Dengan daya tarik artifisial yang dipoles dengan kosmetika,
wanita bergerak di hadapan pria sehingga menimbulkan ketertarikan
syahwat. Sadar maupun tidak, langsung maupun tidak, hal ini berujung
pada eksploitasi harkat wanita dalam masyarakat. Kewajiban wanita
sebagai ibu dan pemimpin masalah rumah tangga menjadi suatu yang sirna,
berganti menjadi perlombaan meraih prestise karier. Sebagian wanita
bahkan telah rela menjadi jasad tanpa ruh, hanya sebagai benda alat
pemuas naluri pria.
Lambat namun pasti, kemulyaan derajat wanita, luntur bersama lunturnya
rasa malu pada dirinya. Wanita terlalu murah untuk menjadi agen
penghancur tata nilai masyarakat Islam. Umat harus menyadari ini,
terlebih-lebih para wanitanya.
Berbagai lapangan kemasyarakatan yang cukup sering digunakan dalam hal ini antara lain :
a.Lapangan Pendidikan
Seboyan yang terkenal dalam bidang ini adalah ” peningkatan
pendidikan kaum wanita”, diarahkan menurut setting kehidupan liberalisme
yang serba bebas. Metode pendidikan wanita yang tidak mendukung
kemuliaan derajat dan kewajiban seorang muslimah. Percampurbauran dalam
pendidikan, dengan terbukanya aurat, dan dijauhkannya muslimah dari
ilmu-ilmu wajib mereka sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, menjadikan
wanita ‘berpendidikan’ bukanlah wanita ‘ber-syakhshiyah Islamiyah’
tetapi berkepribadian kapitalisme semu. Disinilah wanita muslimah
terpalingkan dari tugas utamanya sebagai pencetak generasi umat yang
lebih mulia dari generasi sebelumnya.
b.Lapangan Seni dan Budaya
Tipu daya yang paling menonjol dalam bidang ini adalah menjadikan
wanita sebagai obyek seni. Wanita tak ubahnya sebagai alat yang bisa
diwarnai, dibungkusi degan media-media kosmetika dan mode. Film,
majalah, radio dan televisi tak bisa lepas dari wanita. Disinilah wanita
sebagai penarik sekaligus sebagai awal keruntuhan harkatnya. Ia hanya
bernilai materi, tanpa nilai ruhani.
c.Lapangan Industri dan Perdagangan
Wanita juga seolah tak bisa lepas dari dunia industri dan perdagangan. Kecermatan dan ketekunan wanita, serta kelemahlembutannya dihargai
murah untuk kerja mereka di sebuah pabrik, atau untuk meluluskan sebuah
rencana. Iklan sebagai ujung tombak pemasaran selalu memanfaatkan
wanita dengan berbagai keelokan non-alaminya, dengan desah suara dan
kerling matanya. Maka angka penjualan berbagai produk menjadi meningkat
meski tak ada hubungannya dengan ‘kewanitaan’. Sekali lagi, wanita hanya
sebatas tubuh. Dan ini cukup banyak menimpa kaum muslimah dari berbagai
latar belakang.
4.Memasyarakatkan Minuman Keras
Minuman keras sebagai media penghilang akal, dilarang keras dalam
kehidupan masyarakat Islam. Namun justeru kenikmatan nisbi yang ada di
dalamnya, telah dijadikan alat ampuh untuk menarik generasi muda Islam
menjauhi nilai-nilai Islami. Berbagai merek dan jenis minuman keras yang
disebar pada ribuan kios melaui iklan tanpa henti, menjadi hal yang
lumrah di kalangan pemuda-pemudi Islam. Ketergantungan kepada minuman
haram membawa kerusakan jasad dan jiwa generasi muda. Dari sinilah,
kehancuran suatu generasi berawal.
5.Menciptakan Brbagai Permainan Yang Melalaikan Umat
Diantara akhlak kaum muslimin yang luhur adalah menjauhkan diri dari
perbuatan yang tidak bermanfaat, menjauhi segala sesuatu yang dapat
membuang-buang waktu tanpa faedah. Namun demikian kenyataan saat ini
bertolak belakang dengan sikap yang seharusnya diambil. Jenis-jenis
permainan dan hiburan yang meninabobokan umat telah dijadikan bagian
hidup yang amat penting bagi kaum muslimin. Berbagai bentuk olahraga
yang terorganisir di seluruh penjuru dunia telah mengakibatkan potensi
umat yang amat besar mengalami kelumpuhan total. Jutaan pemuda kaum
muslimin lebih mementingkan olahraga daripada bidang-bidang lain yang
amat diperlukan umat. Pengetahuan dan rasa cintanya terhadap olahraga
telah mampu membiusnya dari ikatan-ikatan Islam yang dahulu mereka
banggakan terhadap umat dan bangsa lain.
6. Menuduh dan Mengicuh Wanita Muslimah Berjilbab
Untuk melicinkan tipu dayanya, sebagaian musuh Islam menenpuh cara :
a.Membuat opini umum yang negatif bahwa jilbab diidentikkan dengan
kebodohan, keterbelakangan, kolot dan ketinggalan zaman, menghambat
kemajuan dan produktivitas bahkan hingga tuduhan-tuduhan ekstrim yang
sungguh tidak layak ditujukan kepada mereka.
b.Memfitnah muslimah berjilbab dengan cara menyusupkan beberapa wanita
karier, fasik atau bahkan pelacur yang menggoda kaum laki-laki dengan
mengenakan jilbab, sehingga muncul tuduhan dan fitnah buruk yang
ditujukan kepada muslimah yang mulia.
Demikianlah gambaran ringkas keadaan kepribadian dan akhlaq kaum
muslimin pada saat ini. Masih banyak lagi contoh yang tidak bisa
disebutkan disini satu persatu. Mereka yang membenci Islam dan umatnya
telah melaksanakan upaya penghancuran yang tak terasa dari berbagai
penjuru, dengan berbagai cara. Seharusnya generasi muda Islam segera
menyadari bahwa merekalah cikal bakal dan sekaligus pembentuk peradaban
umat masa depan. Keterlenaan mereka dalam membina diri dan akhlaq
membawa konsekuensi terbengkalainya pembinaan umat. Dan kehancuran umat
dimasa depan harus dibayar dengan kerja keras dan kesungguhan dimasa
kini serta keterikatan yang kuat terhadap aturan atau Syariat Islam.