Minggu-minggu
ini dapur mulai menyediakan masakkan pembukaan, yang tujuannya untuk mengundang
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi ekstra kampus, ditenggarai
mahasiswa menggemboskan pergerakan dalam aksi besar mahasiswa yang akan turun
20 mei 2015 mendatang, pemberitaan ihwal surat cinta mengatasnamakan Dewan
Pertimbangan Presiden (Wantimpres), undang pihak istana kepada pimpinan gerakan
mahasiswa sebagai nara sumber diskusi masalah kebangsaan pada 21 april 2015.
Diskusi
silakan-silakan saja, makan dan minumannya juga harus diterima kalau perlu
sampai kenyang, tapi jangan terlalu kekenyangan akibatnya akan bodoh dan malas
berfikir akhirnya pragmatis sebagai solusi perut kenyang, ingat diskusi harus
sampai taraf kesimpulan yang benar-benar menjadi solusi bagi masyarakat kita
dan tidak mengganggu agenda 20 mei 2015 komitmen membutuhkan konsistensi yang
tinggi.
Mengokohkan
pemerintahan Rezim Jokowi-Jk adalah pengkhianatan dan aib bagi mahasiswa,
berharap Rezim menurunkan harga barang-barang komoditas turun, ini mustahil.
Kebijakan sudah di sahkan UU yang bersifat liberal di legitimasi para germo dan
di lindungi para preman. kekompakan mereka itu sudah sistematis bukan lagi
rahasia umum, pembicaraan di meja makan.
Berbagai
pertarungan dari banting sana-sini, adu jotos, masalah pribadi di lemparkan ke
layar media publik. Masalah bangsa itu urutan kesekian ada perlunya saja
diselesaikan itupun jika menebalkan kantongn mereka. Sudah tak sempat lagi bertukar
pikiran kegaduhan politik ini dimulai dari KPK vs POLRI, DPRD vs PEMDA DKI
Jakarta, sampai PARPOL vs Menteri sudah sama merasa kuat dan jumawa (angkuh).
Jika
memang pemerintahan Demokrasi ini dipercayai mampu menyelesaikan kegaduhan
politik dan kesejatrahan masyarakat. Maka aka ada pertanyaan yang secara
berurutan, kapan pertama kali demokrasi di terapkan? Hal apa saja yang sudah di
selesaikan? Apakah masyarakat itu terpuaskan?
Tentu akan ada banyak jawaban yang berbelit belit, kusut dan rumit.
Yang
pasti ini akan jadi menjadi menarik, tarik ulur idealisme mahasiswa sebagai
taruhan bagi rakyat Indonesia yang hanya menonton saja dilayar kaca, apakah
ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintahan akan sama di arahkan kepada
mahasiswa, jangan melembek dihadapan penguasa dan pertahankanlah idealisme itu
jangan pernah tergadaikan apalagi terbeli.
Penulis: Jaunk