Berbuat zalim atau lalim terhadap orang lain saat ini begitu
mudah dilakukan oleh sebagian orang. Pelaku kezaliman yang paling menonjol
adalah para penguasa terhadap rakyatnya. Di tengah-tengah ragam kesulitan dan
himpitan hidup yang dialami rakyat, mereka dengan seenaknya menaikkan
harga-harga (BBM, gas, tarif listrik, dll), meningkatkan pungutan berupa pajak
yang makin memberatkan, memaksa rakyat untuk ikut program asuransi atas nama
BPJS, menyerahkan kekayaan milik rakyat kepada pihak swasa dan asing atas nama
privatisasi, dll. Mereka seolah abai terhadap ancaman yang mengerikan di
akhirat bagi pelaku kezaliman. Padahal Allah SWT telah berfirman (yang
artinya):Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang menzalimi
manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa mengindahkan kebenaran. Mereka
itu bakal merasakan azab yang amat pedih (TQS asy-Syura [42]: 42).
Para pelaku kezaliman seolah lupa, bahwa Allah SWT selalu
mengawasi perilaku mereka. Lalu mengapa Allah SWT seolah membiarkan kezaliman
mereka? Tidak lain karena Allah SWT menunda siksaan atas mereka di akhirat
nanti. Allah SWT berfirman (yang artinya): Janganlah engkau mengira Allah
lengah terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang zalim. Sesungguhnya Allah
hanya menangguhkan siksaan atas mereka hingga tibanya hari yang pada waktu itu
mata-mata mereka terbelalak. Saat itu mereka datang tergesa-gesa dengan
mengangkat kepala mereka, sementara mata mereka tidak berkedip dan kalbu mereka
kosong (TQS Ibrahim [14]: 42-43).
Saat ini para pelaku kezaliman mungkin bisa selamat dari
azab Allah SWT dan merasa bebas melakukan ragam kezaliman. Namun, mereka harus
sadar, bahwa di akhirat baru mereka akan merasakan siksaan yang amat
mengerikan, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Kelak orang-orang zalim
itu akan tahu ke mana mereka akan dikembalikan (TQS asy-Syu’ara [26] 227).
Sementara itu, baginda Rasulullah SAW bersabda, “Siapa
saja yang menipu kami bukanlah termasuk golongan kami.” (HR Muslim, Ibn
Majah dan Ahmad).
Rasul SAW memberitakan acaman kepada para pelaku kezaliman.
Beliau bersabda, “Kezaliman (di dunia) akan berubah menjadi kegelapan
(bagi pelakunya) pada Hari Kiamat nanti.” (HR al-Bukhari, Muslim,
at-Tirmidzi, Ahmad).
Rasul SAW juga mengingatkan, “Setiap kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dia pimpin.” (HR al-Bukhari, Muslim Abu Daqud, at-Tirmidzi dan Ahmad).
Bahkan Rasul SAW menyampaikan ancaman berupa azab neraka
bagi pemimpin mana saja yang melakukan kezaliman, “Pemimpin mana saja yang
dimintai untuk mengrus rakyat, sementara dia menipu rakyatnya, maka kelak dia
dimasukkan ke dalam neraka.” (HR Ahmad).
Pelaku kezaliman jelas tidak akan masuk surga, Rasul SAW
bersabda, “Siapa saja yang telah Allah jadikan pemimpin, lalu dia mati
dalam keadaan menipu rakyatnya, maka surga Allah haramkan atas dirinya.” (HR
al-Bukhari).
Baliau pun bersabda, “Tidaklah sepuluh orang penguasa
kecuali mereka akan datang pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan tangan mereka
dibelenggu ke lehernya. Boleh jadi keadilan mereka (di dunia) membebaskan diri
mereka. Boleh jadi pula kezaliman mereka (di dunia) menjadikan mereka tetap dalam
keadaan seperti itu.”(HR Ahmad).
Yang tak kalah mengerikan, Rasulullah secara khusus
mendoakan keburukan atas para penguasa yang zalim. Doa Rasul SAW tentu saja
pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Beliau berdoa, “Ya Allah, siapa saja yang
mengelola urusan apapun dari urusan umat ini, lalu dia bersikap lembut kepada
mereka, maka perlakukanlah dia dengan lembut; tetapi jika dia bersikap
membebani mereka, maka bebanilah dia.” (HR Muslim dan Ahmad).
Rasul pun menyampaikan ancamannya, “Siapa saja yang
mengurusi satu urusan kaum Muslim, lalu dia tidak memenuhi kebutuhan, hajat dan
keperluan mereka, maka Allah pun tidak akan memenuhi kebutuhan, hajat dan
keperluan dia (di akhirat kelak).” (HR Abu Dawud, al-Hakim dan
ath-Thabrani).
Di dalam kitab Al-Kaba’ir, Adz-Dzahabi juga menuturkan
bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Ada dua golongan manusia dari
kalangan umatku yang tidak akan pernah mendapatkan syafaatku, yakni penguasa
zalim yang menipu (rakyatnya) dan berlebih-lebihan dalam agama.”
Rasul SAW pun bersabda, “Manusia yang akan mendapatkan
azab yang paling keras pada Hari Kiamat adalah penguasa yang zalim.” (Adz-Dzahabi, Al-Kaba’ir, I/25).
Bagaimana sikap kita? Jelas, kita tidak boleh membiarkan
para penguasa zalim seperti ini. Jika kita membiarkan mereka, kita pun diancam
oleh Rasul SAW. Beliau bersabda, “Akan ada para penguasa yang fasik dan
zalim. Siapa saja yang membiarkan kedustaan mereka dan membantu kezaliman
mereka, dia bukanlah termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk golongan
dia.” (HR an-Nasa’i dan Ahmad).
Penulis: abi
Sumber: hizbut-tahrir.or.id