Istilah tadarus makin populer di bulan Ramadan ini. Sering
kita temui bahwa kegiatan tadarus dilakukan di mesjid-mesjid, mushalla, maupun
rumah masing-masing.
Banyak muslimin yang membaca Al Quran dari awal hingga
khatam, namun ada juga yang melanjutkan kebiasaan tadarus setelah shalat
fardhu. Misalnya setelah salat subuh membaca surat Al-Waqiah, dzuhur
(Arrahman), Ashar (Assajadah), Maghrib (Yaasiin dan Al Kahfi), dan Isya
(Almulk).
Istilah tadarus Al-Quran sebenarnya agak berbeda antara
bentuk yang kita saksikan sehari-hari dengan makna bahasanya. Tadarus biasanya
berbentuk sebuah majelis di mana para pesertanya membaca Al-Quran bergantian.
Satu orang membaca dan yang lain menyimak.
Padahal kata tadarus berasal dari asal kata darosa -
yadrusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan mengambil
pelajaran. Lalu ketambahan huruf ta' di depannya sehingga menjadi tadaarosa -
yatadaarosu, maka maknanya bertambah menjadi saling belajar, atau mempelajari
secara lebih mendalam.
Adapun kegiatan 'tadarusan' yang kita lihat sehari-hari di
negeri kita ini, sepertinya nyaris tanpa pengkajian makna tiap ayat, yang ada
hanya sekedar membaca saja.
Terkadang benar dan tidaknya bacaan tidak terperhatikan
karena tidak ada ustadz' yang ahli di bidang membaca Al-Quran yang bertugas
mentashih bacaan.
Bentuk tadarusan seperti itu lebih tepat menggunakan istilah
tilawah wal istima'. Kata tilawah berarti membaca, dan kata istima' yang
berarti mendengar.
MEMBACA = MENDENGAR
Kalau para peserta sudah fasih dan menguasai teknik membaca
Al-Quran yang baik, maka tidak mengapa bila masing-masing membaca
sendiri-sendiri. Kalaupun mau disima' (didengarkan) juga tidak mengapa. Karena
membaca dan mendengar sama-sama mendatangkan pahala.
Allah SWT telah memerintahkan kita selain untuk membaca,
juga mendengarkan Al-Quran.
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْءَانُ فَاسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-A'raf: 204)
Namun apabila para peserta yang masih lemah bacaannya,
sebaiknya mereka tidak dilepas membaca Al Quran sendirian. Perlu ada ustaz yang
membetulkan bacaannya. Sehingga yang perlu dilakukan bukan 'tadarusan', tetapi
belajar membaca Al Quran. Atau istilah yang sekarang populer adalah tahsin Al
Quran atau tahsin tilawah. Tahsin artinya membaguskan bacaan.
DI MASA NABI
Dari Ibnu Mas'ud ra berkata: "Adalah seorang dari kami
jika telah mempelajari 10 ayat maka ia tidak menambahnya sampai ia mengetahui
maknanya dan mengamalkannya"
Hadits ini di-shahih-kan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir
dalam tahqiq-nya atas tafsir At-Thabari (I/80).
Bahwa mereka yang menerima bacaan dari Nabi SAW
(menceritakan) adalah mereka apabila mempelajari 10 ayat tidak pernah
meninggalkannya (tidak menambahnya) sebelum mengaplikasikan apa yang
dikandungnya, maka kami mempelajari ilmu Al-Qur'an dan amalnya sekaligus.
Semoga hari-hari di bulan Ramadhan kita isi dengan
tilawah, tahsin dan tadaarus Al Quran. Tentu saja di malam hari menunaikan salat Tarawih.
Sumber: Bisnis.com