Pesona romantika like dinner ditengah perkotaan,
menceritakan curhatan bagai kotak kritik dan saran. Entah apa jawaban yang akan
dia berikan, yang terpenting sudah di ungkapkan. Seperti itulah curhatan, tidak
dapatkan solusi yang pentingkan sudah di ungkapkan. Sebagian dari kami sulit
mendengarkan jawaban nawacita, perut kenyang, pala pening mabok kepayang.
Teringat meme klinik tong feng 6 bulan setia menahan
sakit di perut demi mengantri mendapatkan pelayanan, pembantu partai.
Konsultasi demi konsultasi di dengarkan tak banyak tahu yang di aminkan. jangan
salahkan kami penyoalan pertemuan, kami bukan intelektual kami pelajar akademis
yang hanya minta bantuan penyoalan perkuliahan.
“Sedari dulu cinta kami sudah dirajut, kemesrahan ruangan
tamu sampai menyiangi makan. Romantiskan? Sudahlah kalian irikan dengan tersebarnya
foto selfi with kesayangan”. Hihi...
Kalian kok semua tegang di foto, primitif, baru lihat
kamera ya.. dungu dan maksa. Kalau tidak bisa kasih solusi jangan maksa, kalian
hanya terjual atasnama kampus. Hati pinky-pinky tidak akan merubah apapun,
hanya hati merah menyalah yang siap menyapu.
Rakyat dalam tekanan itu lebih berkuasa, ditindas,
direndahkan mungkin sudah biasa. Tapi ini pahit dud.. kami berjuang sendiri
menjajakan apa saja yang bisa dijual, kalian pikir kami hidup dari meja curhatan,
kami menjual harga diri hanya untuk bertahan hidup, hak kami sudah dirampas dan
sekarangan garda terdepan kami rela melepaskan diri.
Kalian salah jalan, langkah kalian jejak kemunafikan.
Kepala besar memang bergerak tanpa berfikir, teringat kalau kalian bukan
seorang intelektual. Salah kita pula mendelegasikan orang-orang yang polos
dalam pendidikan.
“mak mau izin pergi kejakarta, siapa tahu ketemu
persiden. bisa jadi orang sukses, bikin bangga sekeluarga”.
Mengempis, tipis, Ibarat bulu ketek sekali kecukur langsung
habis. Sudah-sudah ini tulisan tidak ada kualitasnya hanya perkataan yang tidak
ada manfaatnya, maklum ini hasil produk kekecewaan saja, curhatan saja, tidak
lebih dari daki bocah narsis, eksisis.
Gonggongan culas mulut kosong sampai monyong-monyongan,
mengatasnamakan mahasiswa, kaum intelek, berpendidkan, pintar dalam bidang
tertentu dan sebagainya. Berlapiskan topeng atau bermuka dua, periksa kembali
keklinik itu dilahirkan dengan berapa jenis kelamin kalian.
Mohon ma’af jika kritik dan tidak ada saran saya, yang
membangunkan kalian dari mimpi dan tidur nyenyaknya.
Penulis: Jaunk