Bila ada yang paling bertanggung jawab atas distorsi Dracula
maka Bram Stoker adalah orangnya, dari novel yang dibesutnya, Dracula diingat
oleh orang tidak ada ubahnya seperti setan, kastil mengerikan, vampire, dan
tokoh-tokoh mengerikan lainnya. Walaupun Bram Stoker tidak salah secara total,
Dracula memang sadis dan mengerikan aslinya, bahkan kesadisannya melewati
kesadisan yang pernah ada dalam sejarah manusia, namun tetap Dracula versi Bram
Stoker bukanlah Dracula yang sebenarnya.
Sejarah Sebenarnya Tentang Vlad III Dracul (Dracula)
Pada faktanya, Vlad III tidak pernah menguasai Transylvania,
namun wilayah yang diwariskan kepadanya adalah wilayah Wallachia, Rumania. Dia
adalah anak dari Vlad II yang menyerah pada kekuasaan Kesultanan Turki Utsmani
pada masa Murad II, ayah Mehmed II. Mehmed II dan Dracula memang berseteru,
namun Mehmed tidak pernah mati di tangan Dracula, yang terjadi justru
sebaliknya, Dracula yang kalah dalam perseteruannya dengan Mehmed II.
Ilustrasi Vlad III Dracul yang sesungguhnya berbanding
Dracula yang ada di Hollywood
“Dracul-ae” itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo
Naga (Rumania; Draco = Naga), dan akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”.
Adapun “Ordo Naga” ini sendiri adalah salah satu kelompok ksatria yang
disiapkan oleh Sigismund sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam
perang salib.
Nama Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak
dari Vlad II voivode (gubernur) Wallachia, Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya,
Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan kesetiaan, Vlad
III (Dracula) kemudian dikirimkan untuk disekolahkan di Kesultanan Utsmani.
Dracula/Vlad III lalu dididik di kesatuan Yeniseri, tempat
pasukan khusus militer Kesultanan Turki bersama adiknya Radu Cel Frumos.
Disitulah mereka belajar di kesatuan militer terbaik pada masanya. Usia Dracula
waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun lebih tua dari
Mehmed II putra Murad II Sultan Turki pada saat itu.
Namun walau masih belia, Dracula sudah disumpah dalam Ordo
Naga yang dibentuk untuk memerangi kaum Muslim, dan itulah yang jadi niatnya.
Karenanya dia sangat membenci Mehmed dan Islam, walau adiknya Radu Cel Frumos
menjadi Muslim dan panglima Yeniseri kepercayaan Mehmed pada gilirannya saat
memangku jabatan Sultan Turki.
Saat ayahnya Vlad III Dracul, yaitu Vlad II dibunuh dan
dikudeta pada 1447 oleh John Hunyad dari Hungaria, Kesultanan Utsmani lalu
membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman John Hunyad. Selepas itu Sultan
Murad II, ayah Mehmed II, lalu meminta pada Vlad III untuk menggantikan ayahnya
memimpin di Wallachia.
Diluar dugaan Sultan Murad II, inilah kesempatan yang
ditunggu-tunggu Vlad III Dracul, yang sedari awal pun membenci ayahnya karena
mau tunduk pada kaum Muslim. Berbekal bahasa Arab, Turki dan pengetahuan
militer di Yeniseri, Dracula menyamar menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap
benteng-benteng kaum Muslim dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania
dari dalam.
Pasca 1453 Sultan Mehmed II yang bergelar Al-Fatih karena
berhasil menaklukkan Konstantinopel, mengutus beberapa utusannya untuk
memastikan semua hal baik-baik saja di Wallachia pada tahun 1459. Tanpa ampun
Vlad III Dracul membunuh utusan-utusan dari Kesultanan Turki yang datang untuk
menagih jizyah (pajak bagi orang kafir) yang seharusnya dibayarkan setiap tahun.
Mencari masalah, Vlad III membunuh para utusan ini dengan memaku surban mereka
ke kepalanya. Dengan dalih bahwa utusan itu bertindak kurang ajar, tidak
menghormatinya dengan tidak mau melepas surbannya, dan hanya ingin membuka
surbannya dihadapan Allah.
Mendengar hal ini Sultan Mehmed II lalu menanggapi masalah Wallachia secara
khusus. Pada 1461 Sultan Mehmed II memerintahkan panglimanya Hamzah Bey membawa
1.000 pasukan untuk menangkap Dracula dan mengembalikan kestabilan di wilayah
Wallachia, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang
dia pelajari di Yeniseri, dia benar-benar memahami taktik dan strategi
berperang ummat Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula
kemudian mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula
(menusuk dengan kayu dari anus hingga tembus ke kerongkongan) 1.000 pasukan
ini, hingga jadi hutan mayat manusia. Hamza Bey, komandan pasukan ini,
ditempatkan ditengah hutan mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai
simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The
Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya dikenal dan diakui dunia.
Mendapati hal ini, Sultan Mehmed II lalu menugaskan Radu Cel
Frumos, adik dari Vlad III Dracula untuk memimpin 90.000 pasukan guna
menghentikan Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Mehmed paham
bahwa Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang
aslinya.
Radu Cel Frumos (Radu The Handsome), adik dari Vlad III
Dracul
Berbeda dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel
Frumos (The Handsome) ini memeluk Islam dan menjadi Muslim serta pemimpin
pasukan khusus Yeniseri. Radu memimpin 90.000 menerobos hutan dan tanah
berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di benteng
‘Poenari’ miliknya
Catatea Poenari, Benteng Vlad III Dracula
Pertempuran ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea
Poenari (Benteng Poenari), sangat terjal tanahnya dan sulit ditembus. Akhirnya
serangan Radu pada 1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari yang
dikenal “Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu Cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia
setelah mengalahkannya. Dracula yang kalah dalam peperangan menyelamatkan diri
dan lari meminta perlindungan pada John Hunyad Raja Hungaria. Dracula
menghabiskan sisa hidupnya dibawah kekuasaan pembunuh ayahnya, John Hunyad yang
juga rival Sultan Mehmed lainnya, sebelum akhirnya Dracula meninggal pada 1478
ditebas pedang pasukan Utsmani juga.
Namun warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman
tiada banding yang dia contohkan, dan kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini
Rumania mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib, dan
patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah simbol
kekejaman musuh kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap darah. Namun saat
ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan dibungkus dengan bagus hingga memikat
ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya.
Hollywood memang pintar berpropaganda dengan memelintir
sejarah, dan menjadikan Kesultanan Turki yang Muslim seolah beringas, barbar
kejam dan tak berprikemanusiaan. Padahal dalam kenyataan justru sebaliknya,
pasukan Muslim adalah pasukan yang penuh kebaikan, kekesatriaan dan
mempertunjukkan nilai-nila dasar seperti keberanian, kejujuran, kasih-sayang
dan pengampun.