Oleh : Muslihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا كَانَ هَٰذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَىٰ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah; tetapi (Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam." (QS. Yunus 10: Ayat 37)
Dalam segala hal tak mungkin Al Qur'an ada selain datang dari Allah. Dari tata bahasanya, tak mungkin ada manusia yang bisa menandingi. Al Qur'an diturunkan di Makkah dan Madinah dalam bahasa Arab. Di masa itu tata bahasa dan sastra Arab sedang pada masa puncaknya. Kesusastraan Arab saat itu tak ada tandingan. Orang saling berlomba mempelajari syair. Merupakan kebanggaan bagi mereka saat bersyair di hadapan orang banyak.
Al Qur'an datang dibawa Rasulullah Muhammad Saw mengalahkan kesusastraan Arab yang sedang di atas puncaknya. Tidak ada yang mengelak hal itu. Semua orang mengakui bahwa Al Qur'an itu bukan perkataan manusia, meski pemuka kaum kafir sekalipun. Hanya saja di hadapan kaumnya mereka mengingkari. Pernah suatu malam Abu Jahal secara sembunyi-sembunyi mendengarkan bacaan Al Qur'an yang sedang dibaca oleh Rasulullah Saw. Ia merasakan keindahan bacaannya. Ia menyukai dan menikmatinya.
Malam berikutnya ia melakukan hal yang sama. Demikian hingga pada malam ketiga ia kepergok temannya yang juga menikmati betapa indah bacaan Al Qur'an, secara sembunyi-sembunyi. Mereka mengira hanya dirinya sendiri yang menikmati indah tata bahasa dan sastra Al Qur'an. Mereka tidak menyangka jika akan kepergok temannya yang sama-sama mencuri dengar.
Kemudian mereka berjanji bahwa malam itu, saat terakhir mendengarkan dan menikmatinya serta tidak melakukannya lagi. Khawatir jika kelakuan mereka diketahui kaumnya. Ia bisa malu di hadapan orang banyak. Pada dasarnya mereka mengakui jika Al Qur'an berasal dari Sang Pencipta hanya saja karena gengsi dan kesombongan mereka tidak mau mengakui di depan orang banyak. Demikianlah Al Qur'an sastra bahasanya indah tiada terkira. Ini baru dari segi tata bahasa dan sastra.
Allah memilih bahasa Arab sebagai bahasa Al Qur'an karena bahasa Arab Al Qur'an adalah bahasa yang cukup rumit. Perubahan kata yang sangat banyak. Mulai fiil madli sampai isim alat, semua ada, lengkap. Ini kalau orang belajar bahasa Arab, ada dalam ilmu Shorof tasrif Istilahi. Perubahan kata dengan subyek tersembunyi mulai dari orang ketiga tunggal, duo, jamak, hingga orang pertama tunggal ataupun jamak. Dalam ilmu Shorof disebut tashrif lughowi. Semua ada masing-masing secara lengkap. Namun demikian bahasa Arab tetap bisa dipelajari. Inilah istimewanya bahasa Arab, bahasa Al Qur'an.
Dilihat dari isinya apalagi. Al Qur'an berisikan keterangan-keterangan yang membenarkan kitab suci yang ada sebelum Nabi Muhammad Saw diutus. Hukum-hukum yang harus diterapkan tertulis di dalamnya. Jika saja manusia mau mentadabburi isi Al Qur'an, mereka akan mendapatkan betapa rinci aturan yang ada di dalamnya. Bahkan tentang hutang piutang Allah tuliskan dengan lengkap dan rinci dalam satu ayat terpanjang.
Tentang hukum waris, dengan masing-masing bagian ahli waris, Allah tetapkan secara rinci dalam surat An-nisa. Bahwa bagian lelaki dua kali bagian wanita. Berapa bagian istri jika mayit punya anak. Berapa bagianya jika mayit tak punya anak. Begitupun bagian orang tua mayit. Semua tertulis rinci.
Bahkan mengenai pendidikan anak dalam bersopan santun terhadap orang tua. Mulai dalam berbicara harus lembut, sampai berjalan di hadapan mereka sebaiknya menjatuhkan salah satu tangan. Bahkan tentang memasuki kamar orang tua pun ada tata caranya. Semua lengkap dalam Al Qur'an.
Itu baru hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang beriman secara individu. Apalagi tentang bermasyarakat, bahkan sistem pergaulan antara lelaki dan wanita diatur dalam Al Qur'an. Begitupun dengan bernegara, lengkap dengan hukum pidananya. Semua ada dalam Al Qur'an. Maka apalagi yang menjadikan manusia enggan menerapkan Al Qur'an dalam setiap sisi kehidupan? Itu jika mereka mau berpikir. Bahkan Allah berulangkali menguatkan bahwa tak ada keraguan di dalamnya. Artinya bagi orang yang mau berpikir, isi Al Qur'an itu sangat meyakinkan untuk dilaksanakan.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”