Oleh: Dwi Indah Lestari
Sobat, pasti sudah sering mendengar ungkapan "bersatu kita teguh bercerai kita runtuh". Seperti sapu lidi. Bila terpisah sebatang-sebatang saja, meski jumlahnya banyak, namun akan sulit digunakan untuk menyapu. Berbeda bila batang-batang lidi itu disatukan dan diikat dengan tali, maka ia akan efektif digunakan untuk menyapu sampah-sampah yang berserakan.
Begitulah gambaran kekuatan sebuah jamaah. Membersihkan ruang kelas bila dilakukan oleh satu orang murid, pasti akan terasa berat dan sangat melelahkan. Namun bila seluruh murid di kelas itu bersatu dan bergotong royong melakukannya, pekerjaan itu menjadi ringan dan cepat bisa diselesaikan.
Nah, begitu juga dalam menyelesaikan persoalan umat yang hari ini begitu berat dan tak terhitung jumlahnya. Dimana-mana kaum muslimin dibelit oleh problem di seluruh aspek kehidupan. Mulai dari sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, keamanan bahkan politik mengalami masalah.
Kaum muslimin sulit untuk mengurai benang kusut problematika yang merundung mereka sebab terpecah belah dalam batas-batas imajiner bernama nasionalisme. Umat Islam hidup di bawah bendera kebangsaan yang begitu banyak yang membelenggu tangan-tangan mereka untuk bisa bersatu menyatukan potensinya demi kemajuannya.
Padahal Allah Swt sendiri memerintahkan agar kaum mukmin bersatu dan melarang berpecah belah. Allah Swt berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allâh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allâh menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (TQS. Ali Imran [3]: 103).
Jadi sobat, Islam menetapkan agar kaum muslimin itu berjamaah. Umat Islam pun diibaratkan sebagai satu tubuh. Dimana saat satu bagian sakit, bagian tubuh yang lain pun turut merasakannya. Coba bayangkan tubuh manusia. Saat kaki tertusuk paku, mulut ikut berucap, seluruh bagian kaki pun tak bisa berjalan normal, bahkan saat terjadi infeksi karenanya, semua bagian tubuh turut merasakan demam.
Rasulullah Saw bersabda,
"Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh merasa kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam." (HR Bukhari dan Muslim).
Begitulah penggambaran dari umat Islam sebagai satu kesatuan. Apa yang menyatukan mereka bukanlah ukuran-ukuran fisik manusia apakah kebangsaan, suku, warna kulit, wilayah, ataupun kepentingan. Akan tetapi yang menyatukan mereka adalah aqidah yang satu, yang hanya mentauhidkan Allah Swt sebagai satu-satunya pencipta seluruh alam semesta. Oleh karena itu, umat Islam dimanapun berada sebenarnya adalah bersaudara.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (TQS. Al Hujurat [49]: 10)
Sayangnya itu tidak terwujud saat ini. Kita terkotak-kotak dalam sekat nasionalisme. Sehingga sulit bagi muslim di satu wilayah untuk membantu saudaranya di wilayah lain. Contohnya adalah apa yang terjadi dengan kaum muslim di Palestina.
Apa yang dialami muslim Palestina sudah berlangsung selama puluhan tahun. Hingga kini persoalan pendudukan Israel atas mereka tidak juga bisa diselesaikan. Bahkan umat Islam di sana semakin menderita. Solusi yang mereka butuhkan sebenarnya adalah dengan hadirnya sebuah kekuatan negara yang akan membebaskannya dari semua penderitaan mereka selama ini. Dan hal itu bisa kita wujudkan andai umat Islam bersatu dalam kepemimpinan tunggal.
Dalam upaya untuk menyelesaikan persoalan umat saat ini, maka kita tetap harus berpegang pada tauladan kita yaitu Rasulullah Saw. Beliau mencontohkan dalam hal ini yaitu dengan melakukan dakwah di tengah umat. Dakwah ini bertujuan untuk membentuk kesadaran umat, bahwa berbagai persoalan ini terjadi sebab mereka tidak berpegang pada tali agama Allah. Jadi agar mereka terlepas dari berbagai problematikanya maka tidak ada jalan lain selain kembali menerapkan Islam kaffah di tengah kehidupannya.
Dakwah sendiri merupakan kewajiban yang Allah tetapkan atas diri setiap muslim. Sebagaimana yang Allah tetapkan dalam firmanNya,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?" (TQS. Fushilat [41]: 33)
Dalam melaksanakan kewajiban berdakwah, tentu akan lebih efektif dan mudah mencapai tujuannya jika dilakukan secara berjamaah. Allah pun memerintahkan untuk melakukan dakwah secara berjamaah. Dan Rasulullah Saw juga mencontohkan saat berdakwah bersama para shahabat di jazirah Arab.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Ali Imran [3]: 104)
Selain itu sobat, ada beberapa hal yang menjadi keuntungan ketika melaksanakan kewajiban dakwah secara berjamaah.
Pertama, berjamaah akan membuat dakwah lebih terarah dan terorganisir. Tujuan dakwah dapat disatukan begitupun langkah yang hendak dituju pun bisa diselaraskan. Dengan begitu para pengemban dakwah akan berjalan searah untuk mencapai tujuan. Opini Islam juga akan lebih mudah terbentuk sehingga mampu mengalahkan propaganda jahat yang ingin merusak benak umat dengan pemikiran rusak.
Kedua, berjamaah akan membuat kita kuat. Seperti halnya sapu lidi, dalam jamaah semua potensi masing-masing pengemban dakwah akan bisa disatukan, membentuk kekuatan yang tidak mudah dipatahkan oleh musuh. Terjun ke masyarakat untuk berdakwah melalui jalan pemikiran akan mudah direalisasikan. Dengan begitu kesadaran umat untuk mau diatur kembali dengan syariat Allah cepat terbentuk.
Ketiga, dengan dakwah secara berjamaah, akan meningkatkan syu'ur (perasaan) keislaman, menumbuhkan kasih sayang dan kepedulian sesama muslim. Para pengemban dakwah akan menjadi sosok yang tidak individualis, selalu memikirkan persoalan umat, tolong menolong dan nasehat menasehati dalam kebaikan dan kebenaran. Mereka pun terbiasa untuk menjalankan ketaatan dengan senantiasa beribadah secara berjamaah. Melakukan pengkajian Islam bersama-sama dan berdiskusi dalam berbagai persoalan umat.
Dakwah sendiri juga merupakan aktivitas yang berat. Kadangkala para pengembannya harus siap dengan berbagai halangan yang menyedihkan hati dan bisa membuatnya surut dari jalan dakwah.
Namun dengan berjamaah, para pengemban dakwah bisa saling menyemangati, saling membantu saat ada yang kesulitan, saling mengingatkan bila ada yang hendak tergelincir dalam kemaksiatan. Dengan begitu pengemban dakwah tidak akan merasa sendirian menghadapi rintangan-rintangan dakwah yang menghadangnya. Dakwah pun terasa lebih ringan dijalankan meski sebenarnya berat.
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (TQS. Al Ashr [103]: 1-3)
Jadi sobat, dengan berjamaah itu akan membuat dakwah menjadi lebih mudah dilakukan. Berjalan bersama-sama pasti jelas akan lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan berjalan sendiri. Karenanya, marilah sobat, kita menyatukan langkah dalam kesatuan jamaah untuk membangkitkan umat dari keterpurukannya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Bangkalan, 22 Juli 2021 (22.22)