Oleh: Titin Hanggasari
Sungguh beruntung orang-orang yang bersegera membersihkan diri dengan iman dan amal saleh. Mereka lebih cermat, cerdas menangkap ayat-ayat kauniyah yang menjadikan dasar bersegera bersegera mengubahnya. Berbagai peringatan dari ayat-ayat suci Alquran pun juga ayat kauniyah yang menjadikan respon mengubah diri, untuk beriman dan beramal sholeh.
Kondisi saat ini, covid dan banyaknya yang berpulang seharusnya dijadikan dasar umat untuk kembali pada tuntunan syariat. Sungguh beruntung Siapa yang mengambil jalan ini. Peringatan tersebut dijadikann pelajaran berharga. Mereka adalah orang-orang yang takut kepada Allah dan siksanya. Namun, ada yang bersikap sebaliknya Mereka menolak dan menjauhinya. Mereka inilah orang-orang yang celaka.
Pada tafsir ayat:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ
Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman),(Q.S. al-A’la :14)
Thahir Ibnu asyur, Terangkan yang dimaksud dengan mantazakka (orang yang membersihkan diri) adalah orang yang takut dan orang yang mau mengambil pelajaran. Dia tidak ragu lagi mengingat dan mengambil pelajaran, peringatan dengan menyebut nama Tuhannya. Sungguh sangat berfaedah kepastian dari peristiwa yang diberitakan. Sehingga ini membuat mereka benar-benar untuk membersihkan diri.
Dalam ayat ini, ada bentuk al-fi’l al madhi (kata kerja untuk waktu lampau) ini untuk mengingatkan bahwa peristiwa itu pasti terjadi di akhirat nanti. Lalu disebutkan mereka yang memperoleh kemenangan dan keberhasilan itu adalah orang yang memiliki sifat Tazakka (membersihkan diri).
Ibnu ‘Asyur menjelaskan, penyucian diri diawali dengan dzikir kepada Allah swt dan sholat, ini merupakan pangkal amal untuk melakukan semua amal tersebut. Suci maka akan terbit cahaya hidayah sehingga ia mengetahui manfaat dari berbagai amal tersebut. Ia akan lebih memperbanyak amal lagi, sebab penyucian diri adalah petunjuk menerima semua kebaikan dengan iman.
Kemudian Allah berfirman:
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ
Dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia sholat.
Ayat ini menambahkan sifat lainnya pada orang yang memperoleh kemenangan dan kesuksesan.
Pelajaran-pelajaran penting yang dapat diambil yaitu, keberuntungan dalam perspektif Islam. Menyebutkan beberapa sifat orang yang beruntung. Yaitu orang yang takut kepada Allah dan mau menerima peringatan Allah SWT. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman itu, mereka mewarisi surga Firdaus dan kekal di dalamnya (dapat dilihat QS al-mukminun: 10-11).
Perintah utama tazkiyat an-nafs ini, memberikan indikator thalab al fi'il yaitu berupa tuntunan untuk mengerjakan. Yakni mensucikan diri dari berbagai yang buruk, kotor, dan cela. Juga kemusyrikan dan kekufuran yang merupakan aqidah kotor dan buruk (dapat dilihat pada QS Attaubah: 28).
Keberuntungan selanjutnya perintah dan keutamaan berdzikir dengan nama Allah. Keutamaan berdzikir ini dikerjakan di semua keadaan.
Lalu perintah dan keutamaan salat. Karena salat akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Apabila masih keji, dzalim, dan munkar Ia bukan tergolong orang-orang yang suci. Berarti mereka tidak memahami perintah-Nya.
Beruntunglah bagi orang-orang yang mensucikan diri, dengan mengimani, mendengar dan taat perintah Allah, dan mengerjakan sholat.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”