Oleh: Titin Hanggasari
Sukses adalah sebuah cita-cita, harapan yang sangat ditunggusetelah di upayakan. Lalu sukses Seperti apa bagi muslim itu? Setiap orang yang mengimani bahwa surga dengan segala kenikmatannya, atas keyakinannya. Itulah sukses. Pasti ia bercita-cita menjadi penghuninya. Allah SWT berfirman:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, \"Kapankah datang pertolongan Allah?\" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Ups, terbentang buah perkiraan manusia yang sangat jauh meleset dari apa yang dia kira. Sebab pada firman Allah SWT ini, tergantung pertanyaan yang hebat" apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga? Padahal belum datang kepadamu(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan" berupa penyakit dan kematian.
Pesan cinta pada ayat ini mirip, Persis seperti yang kita alami saat ini dengan mewabahnya covid 19. Namun kita akan melihat Apakah benar ini yang dimaksud?
Maksud tersebut disebutkan dalam buku tafsir Ibnu Katsir sebagai berikut: Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, dan sejumlah tabiin mengatakan yang dimaksud dengan al-ba-sa Iyalah kemiskinan, sedangkan adh-dhara artinya rasa sakit. "Serta diguncangkan" yakni digetarkan oleh musuh-musuh dan diuji dengan ujian yang sangat berat.
Sebagaimana disebut dalam hadis sahih dari Khabab-ibnu-Arit, dengan pertanyaannya,"wahai Rasulullah Mengapa engkau tidak memintakan pertolongan untuk kami Mengapa engkau tidak berdoa untuk kami?"
Beliau bersabda, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu ada yang digergaji dan terbelah kepalanya hingga diantara kedua kakinya, tapi hal itu tidak memalingkan dari agamanya. Ada pula orang yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sehingga dagingnya terlepas dari tulangnya, namun hal itu tidak memalingkan dari agamanya." Beliau kemudian melanjutkan, "demi Allah, Sesungguhnya Allah benar-benar akan menuntaskan perkara ini sehingga seorang penunggang yang berjalan dari Shan’e ke Hadharamaut tidak merasa takut kecuali kepada Allah dan serigala hanya mengkhawatirkan domba mangsanya. Namun kalian adalah kaum yang grasa grusu."
Ya Rabb... Sungguh grasa-grusu ini sikap dari kebanyakan kaum yang Ge-Er yang merasa dekat kepada-Mu, padahal jauh dari aturan syara’. Apa akibatnya dapat kita lihat pada Firman Allah ta'ala sebagai berikut, "seperti yang telah menimpa orang-orang sebelum kamu" yang dimaksud adalah seperti jejak mereka yaitu itu pada Firman, "maka telah kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya dari mereka itu( musyrikin Mekah) dan telah terdahulu perumpamaan umat umat masa lalu."
“Dan mereka telah diguncang sehingga Rasul dan orang-orang beriman yang bersamanya berkata, ‘Kapan Pertolongan Allah datang?’" Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Semoga keadaan umat saat ini dari derita sakit yang menghimpit pada keadaan ekonomi yang sangat sulit, memunculkan sebuah kekuatan besar untuk segera mentaati perintah Syara’ karena hanya dengan ini, satu-satunya kita bisa berharap Pertolongan Allah itu datang.
Masuk surga dan ujiannya
Pada ayat tersebut di atas, ada pelajaran penting yang dapat diambil masuk surga itu tidaklah mudah. Namun mudah melalui keimanan yang telah teruji dan terbukti dalam catatan buku amal. Siapakah yang bisa memastikan dirinya pada posisi aman ini? Yang pasti adalah kita terus tetap beriman dan tunduk terhadap semua perintah dan larangannya pada keadaan apapun itu. Mau sulit, sempit, dan susah seperti apapun layaknya digambarkan pada ayat ini. Hanya terus tetap istiqomah di jalannya sebagai jawaban pasti.
Tentang ujian,
Sudah menjadi sunnatullah bagi manusia sepanjang hayatnya, bahwa Allah tidak membiarkan hamba-Nya mengaku aku beriman tanpa adanya ujian. Maka di sini akan diperoleh hakikat dan kadar keimanan mereka, dan dapat dinilai Apakah pengakuan keimanan mereka itu benar-benar tulus atau dusta(Q.S. al-Ankabut:2-3)
Selain itu, kegunaan dari ujian akan memperjelas Siapa yang layak menjadi pemenang dan penghuni surga-Nya. Dengan ujian akan mudah diketahui Siapa di antara mereka yang bener-bener berjihad, bersabar, Istiqomah meniti jalan menuju surga.
Kemudian, bagaimana tips agar sukses menghadapi ujian? Terdapat pada firman Allah sebagai berikut:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami(Al-Anbiyā : 35)
Masya Allah, Berbahagia lah jika kita mengambil keuntungan besar dan bisa mengamalkan ayat ini. Sehingga syakhsiyah kita muncul dengan sifat tetap tegar, sabar, dan istiqomah dalam menghadapi berbagai uji iman. Ingatlah diri kita ini siapa? Berbanding tatkala ujian yang dialami Rasul dan kaum beriman terdahulu? Maka dengan memahami ayat ini bisa menjadikan modal bagi kita(mafhum mukhalafah), untuk mampu bersabar dan tetap istiqomah pada situasi apapun juga. Sebab beliau Rasulullah dan kaum beriman terdahulu ada jaminan surganya Allah. Lalu kita?
Semoga dengan memahami ayat ini mendorong semakin kuat untuk tetap kuat berada pada titik keimanan dengan adanya guncangan keadaan saat ini, umat berbondong-bondong menuju ketaatan yang sesungguhnya. Sehingga ujian penderitaan akan sampai kepada puncaknya berupa dekatnya pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka yuk persiapkan diri untuk sukses menghadapi ujian, menyambut datangnya Pertolongan Allah. Karena hanya Pertolongan Allah yang merupakan anugerah membahagiakan yang tak terkira.
Bila pertolongan itu belum datang, hendaknya harus melakukan evaluasi diri, mawas diri apakah sudah serius apa belum, ataukah hanya sebatas pede diri saja.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”