Oleh: Titin Hanggasari
Di manakah posisi kecelakaan manusia ini? yaitu ketika mereka berada pada Puncak bermegah-megahan, sombong, dan membanggakan diri dengan kepemilikan mereka yang banyak. Mereka hanya disibukkan seputar itu-itu saja.
Diriwayatkan oleh Said dari Qatadah bahwa mereka dahulu berkata, "Kami lebih banyak dari bani Fulan" sehingga setiap hari mereka saling menjatuhkan satu sama lain dan terus-menerus mereka lakukan semuanya hingga menjadi penghuni kubur.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ
(Qs. Attakasur: 1-2) yang artinya bermegah-megahan yang telah melalaikan kalian, sampai kalian masuk ke dalam kubur. Sesungguhnya telah ada bagi kalian suatu pelajaran dari apa yang kalian lihat dan juga sibukkan (Ibnu Katsir, Tafsir Alquran Al Azhim)
Masih dari Ibnu Katsir berkata, "Allah SWT berfirman bahwa kalian disibukkan oleh kecintaan kalian kepada duniawi kenikmatannya, dan perhiasannya sehingga kalian melupakan upaya kalian untuk mencari dan memburu pahala akhirat. Dan kalian terus-menerus sibuk dengan urusan duniawi kalian hingga maut datang menjemput kalian dan kalian mendatangi kuburan dan kamu pun menjadi diantara penghuninya"
Pada ayat 3 surat attakasur, كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ "Kalla saufa ta'lamun yang artinya Janganlah begitu Kelak kamu akan mengetahui". Ini merupakan ancaman keras bagi manusia padahal kereta akhirat telah sampai, dan mengetahui akibat dari perbuatan mereka di dunia.
Diulangi agar lebih yakin pada ayat kelima كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ "kala lauw ta’lamuna ‘ilmal yaqiin". Adalah Seandainya kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin akibat saling berbangga-banggaan itu niscaya hal itu tidak akan melalaikan kalian. Maka jika memahami ayat ini niscaya kita akan mengerjakan kebaikan yang bermanfaat dan meninggalkan semua yang tidak bermanfaat.
Tafsir Ibnu Katsir, Seandainya kalian mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya niscaya kalian tidak akan terlena dengan memperbanyak harta hingga lupa dari mencari pahala akhirat, sampai kalian masuk ke dalam kubur.
Keterangan selanjutnya dijelaskan pada firman Allah لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ "latarawunnal jahim" niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim. Dilanjutkan pada Firman yang lebih jelas lagi yang artinya: dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya Ainul Yaqin. Ayat ini merupakan ulangan dan penegasan yaitu berupa peringatan keras dan ancamannya. Selalu diakhiri dengan Firman-Nya. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ Tsumma latus alunna Yauma idzin Anin Naim, kemudian kamu pasti akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.
Sungguh jelas, bermegah-megahan, berbangga-banggaan, kesombongan dan teman-temannya, tidak akan bisa menghindari pertanyaan untuk menjawab tentang kenikmatanmu untuk apa?
Lalu, buat apa bersaing dan berbangga-banggaan dalam harta, anak, perkara duniawi lainnya yang akan melalaikan ketaatan dan pembalasan akhirat. Mumpung masih ada dunia selagi belum terlambat, sebelum Sesal Abadi terjadi. Maka jangan acuhkan peringatan, ancaman , dan takutlah kepada Allah.
Yakinlah kepastian akan kebangkitan, hisab, pembalasan, dan neraka pasti ada. Siapkan Jawaban dari pertanyaan tentang untuk apa kenikmatan waktu di dunia? Ketika nanti ditanya di hari kiamat. Mengingat kematian dan ziarah kubur adalah obat bagi ketamakan dunia. Ini merupakan obat pereda, pengendali kecelakaan manusia.
Silakan jepret dari sekarang, untuk menghasilkan Potret agar nanti terhindar dari kecelakaan. Maka dari sekarang lakukan kebaikan, berlomba-lombalah dalam kebaikan untuk mendapatkan pahala menurut apa yang diperintahkan Allah dan rasulnya.
Firman Allah SWT:
سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS al- Hadid:21)
Maha Benar Allah atas segala firmannya. Jadi jelas dapat disimpulkan bahwa ajang perlombaan yang harus dilombakan itu, sedangkan harta dan kesenangan duniawi sejatinya akan menghantarkan kepada kerugian. Semoga kita tidak mempunyai potret orang yang celaka.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”