Oleh: Titin Hanggasari
Sesama muslim itu bersaudara. Adalah prinsip dasar yang ditetapkan dalam firman Allah (Al-Hujarāt : 11)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَتَنَابَزُوالَا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Sabab Nuzulnya:
Riwayat dari Ahmad dari Abu Jabirah bin al-Dhahak ada dua orang yang memiliki dua laqab (gelar/panggilan). Salah satu orang tersebut mengatakan tidak suka dengan laqab yang satunya itu maka turunlah ayat ini.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain.
Khittab ini ditujukan kepada seluruh kaum Mukmin. Tetapi jauh lebih ditujukan kepada kalangan kaum laki-laki, yang ditunjukkan pada kata qawm. Ini menunjukkan karena laki-laki sebagai qawwam (pemimpin) para wanita.
Dalam sebuah hadits disebutkan: kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan atau memandang rendah manusia (HR Muslim).
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa meremehkan dan menyepelekan adalah tindakan haram. Allah mengingatkan dalam firmannya:
عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok.
Biasanya bahan yang dijadikan parameter olok-olok adalah berdasarkan hawa nafsu, kekayaan materi, dan kedudukan duniawi. Jika pedoman ini dipakai akan mengakibatkan kesalahan dalam kesimpulan. Sebab lebih memungkinkan seseorang akan dianggap remeh dan rendah dari yang lainnya.
Khittab ini juga berlaku Bagi kalangan para wanita setelah ditunjukkan kepada kalangan laki-laki. Yaitu dengan larangan yang sama. Ditunjukkan pada firman Allah SWT berikut:
وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
Dan jangan pula wanita-wanita mengolok-olok wanita-wanita lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olok kan lebih baik dari wanita yang mengolok-olok.
Intinya terhadap sesama Mukmin dilarang mengolok-olok, meremehkan, mentertawakan, dan merendahkan.
Larangan selanjutnya juga mencela terhadap diri sendiri. Baik berupa ucapan maupun isyarat, baik dengan tangan, mata, atau yang lain. Dilanjutkan dengan larangan:
وَتَنَابَزُوالَا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ
Dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman.
Seperti sebutan fasik kepada saudaranya seakidah padahal Ia sudah bertobat. Apabila mengindahkan khittab ini maka ia termasuk yang disebut dalam firman Allah berikut:
وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Maka bertaubat dan berhenti bermaksiat adalah cara yang terhormat. Maka semua muslim harus mentaatinya agar tidak menimbulkan benih-benih perpecahan dan perseteruan antar kaum muslim.
Lalu bagaimana adab bergaul itu?
Mewujudkan ukhuwah islamiyah merupakan satu-satunya jalan dan prinsip yang harus dipegang erat bagi muslim.
Sebab semua perintah apabila dikerjakan akan menambah persaudaraan, kecintaan, dan kasih sayang sesama muslim.
Pelanggaran atas kitab ini, akan menimbulkan pertikaian antara sesama muslim, dan karena tindakannya ini akan menyebabkan bahaya dan menganggap bahwa dirinya lebih sempurna dari yang lainnya.
Akhir kalam, Mari jadikan diri masing-masing diantara yang mendambakan terwujudnya ukhuwah islamiyah selalu amalkan dan jadikankan adab bergaul ini sebagai jalan mewujudkannya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”