Oleh: Muslihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم
وَاِ نَّهٗ لَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ
"Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Naml 27: Ayat 77)
Jika dalam surat Al Baqarah ayat 2 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)
Bahwa Al Qur'an itu petunjuk bagi orang bertaqwa, sedangkan dalam surat An Naml ayat 77, menyebutkan bahwa Al Qur'an itu Rahmat dan petunjuk bagi orang beriman.
Sesungguhnya orang tidak mungkin menjadi bertaqwa tanpa ada iman di dada. Maka sesungguhnya takwa itu merupakan buah dari keimanan. Sedangkan iman merupakan akar dari setiap perilaku yang baik. Baik di sini artinya sesuai dengan aturan Allah.
Kalau dalam sistem sekuler sekarang ini, kata baik bisa menjadi ambigu. Baik menurut siapa? Karena baik menurut saya belum tentu baik menurut anda. Maka dalam tulisan ini kita sepakati kata baik berarti baik dalam pandangan Islam.
Maka dari dua ayat tadi bisa dikatakan bahwa Al Qur'an adalah petunjuk bagi orang beriman dan bertaqwa. Bagi mereka yang tidak beriman, tidak bisa menjadikan Al Qur'an sebagai petunjuk. Sebab itu jika menemukan orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari Kiamat tetapi tidak mau menjadikan Al Qur'an sebagai satu-satunya pedoman hidup, bisa jadi orang yang demikian itu belum bertaqwa. Atau minimal iman dan taqwanya belum teruji.
Akibat sekulerisme yang diterapkan, tidak sedikit kaum muslim saat ini yang terpengaruh sistem. Mereka mengaku iman Islam, menjalankan salat secara penuh. Tidak hanya salat wajib yang lima, bahkan salat Tahajud dan Dhuha juga tidak pernah terlewat. Sayangnya mereka juga tabarruj dan membuka aurat saat keluar rumah. Mereka menunaikan zakat. Tidak hanya zakat fitrah, bahkan zakat mal dan perdagangan. Akan tetapi mereka juga melakukan akad riba. Padahal dosa riba paling kecil itu setara dengan menzinahi orang tuanya. Ma syaa Allah. Semoga Allah menjuhkan dari perilaku riba.
Mereka menunaikan haji dan umrah. Bahkan bisa jadi melakukan umrah setiap bulan, andai pandemi tidak menjadi penghalang. Namun angkuh dan sombong menghiasi perilaku keseharian. Mereka menganggap rendah orang miskin. Terhadap orang yang lebih kaya atau lebih tinggi jabatannya mereka memuja. Padahal Rasulullah mengingatkan agar tidak memuja seseorang sebab kekayaan. Barangsiapa yang melakukannya, maka hilang separuh imannya. Nauzubillah.
Apalagi menerapkan hukum terkait hudud. Mereka tidak bisa menerima. Seakan perintah Allah dalam Al Qur'an itu tak lebih tinggi kedudukannya dibanding konstitusi. Mereka mendahulukan hak asasi manusia dari pada kewajiban kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم
سُوْرَةٌ اَنْزَلْنٰهَا وَفَرَضْنٰهَا وَاَ نْزَلْنَا فِيْهَاۤ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
"(Inilah) suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukumnya), dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda (kebesaran Allah) yang jelas, agar kamu ingat." (QS. An-Nur 24: Ayat 1)
اَلزَّا نِيَةُ وَا لزَّا نِيْ فَا جْلِدُوْا كُلَّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖ وَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ ۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَا بَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman." (QS. An-Nur 24: Ayat 2)
Sayangnya mereka enggan menjalankan perintah Allah. Mereka pasrah dan membiarkan hudud Allah dilanggar. Lebih parah lagi, mereka menganggap bahwa hal itu sudah baik dan benar.
Apakah yang demikian itu telah menjadikan Al Qur'an sebagai petunjuk?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Mojokerto, 7 Agustus 2021