Oleh: Umi Rizkyi
Setiap manusia menginginkan yang terbaik untuk dirinya. Memiliki tempat tinggal, kendaraan, pekerjaan, bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sebagainya. Selalu berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikannya.
Oleh karena itu, maka semua orang akan berusaha untuk meraih apa yang mereka inginkan. Baik itu secara halal ataupun haram di mata agama. Mereka tidak menghiraukan halal-haram lagi, yang penting mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada yang sebagai pengusaha, namun ada yang pengusaha barang halal dan barang haram. contoh pengusaha barang halal misalanya sayuran, beras, jagung, padi, sabun, bahan bakar minyak, makanan halal dan sebagainya. Contoh pengusaha barang haram yaitu khamar, judi, daging babi, ulat, kepompong dan lain-lain.
Makanan pun juga demikian. Tidak memandang itu makanan halal maupun makanan haram. Baik cara mendapatkannya atau karena makanan itu haram. Contohnya babi, anjing, cacing, katak, darah, bangkai, gaji hasil dari riba dan lain-lain.
Sedangkan makanan yang halal misalnya, nasi, buah, sayuran, daging ayam, sapi, kambing, ikan dan lain-lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَالَّذِيْنَ عَمِلُوا السَّيِّاٰتِ ثُمَّ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِهَا وَاٰمَنُوْٓا اِنَّ رَبَّكَ مِنْۢ بَعْدِهَا لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Dan orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan, kemudian bertobat dan beriman, niscaya setelah itu Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-A'raf[7]:153).
Demikian pula dengan pekerjaan atau cara mendapatkannya dengan halal. Misalnya petani, nelayan, dokter, guru, pekerja dan lain sebagainya. Pekerjaan yang haram misalnya merampok, mencuri, memakan harta anak yatim dan lain sebagainya.
Namun demikian, tidak selamanya seorang pencuri dan perampok akan selamanya mencuri. Pasti ada kalanya mereka akan bertaubat dan tidak akan mengulanginya lagi.
Allah sangatlah maha Pengampun dan penerima taubat seorang hamba-Nya. Jadi sebarapa buruk dan sebanyak apapun kejahatannya pasti Allah akan mengampuninya ketika memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Karena Allah maha pengampun dan maha penerima taubat.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
