Oleh: Iha Bunda Khansa
Pada juz 12 ini, diawali dengan Surat Hud yang terdiri dari 123 ayat.
Allah Subhanahu wa'taala menciptakan makhluknya baik manusia, binatang semuanya dijamin Allah rezekinya. Karena Allah Ar-Razaq Dialah yang Maha Pemberi Rezeki
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) bersabda: “Allah Ta’ala menetapkan takdir semua mahluk sejak 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi”.
Dan rezeki yang Allah berikan kepada makhluknya tidak akan berhenti sampai berakhirnya kehidupan. Dan semua rezeki itu hakekatnya datang dari Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjamin seluruh rezeki makhluk Allah termasuk binatang yang hidup apakah yang ada di darat, laut, udara juga yang melata, merayap semua dijamin rezekinya oleh Allah. Dan Allah mengetahui tempat kediaman dan penyimpanannya.
Manusia yang Allah ciptakan serba terbatas, lemah kadang membayangkan bagaimana Allah SWT memberikan rezeki binatang yang hidup di suatu tempat yang tidak terjangkau panca indera manusia.
Namun Allah Maha Mengetahui binatang sekecil apapun mereka hidup.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan :
`Ali bin Abi Thalhah dan juga ulama lainnya berkata dari Ibnu `Abbas mengenai firman-Nya: wa ya’lamu mustaqarraHaa (“Dan Allah mengetahui tempat berdiam binatang itu.”) Ia berkata: “Yakni, di mana ia tinggal.”
Wa mustauda’aHaa (“Dan tempat penyimpanannya,”) yakni, di mana ia mati.
Menurut tafsir Kemenag, ayat tersebut menjelaskan tentang jaminan rezeki dari Allah SWT. Binatang-binatang melata yang hidup di bumi meliputi binatang merayap, merangkak atau berjalan dengan kedua kakinya semua mendapat jaminan rezeki dari Allah SWT.
Jaminan rezeki yang Allah berikan sudah tertulis dalam Lauhul Mahfud. Namun masalah perolehan rezeki itu sendiri kadang bermacam-macam. Adakalanya rezeki itu datang dari hasil usaha, dari hadiah ataupun dari waris. Semuanya hakikatnya dari Allah Subhanahu wa'taala.
Banyak ayat-ayatnya menjelaskan tentang rezeki. Apakah rezeki itu datang tiba-tiba tanpa disangka-sangka. Itu semuanya karena atas izin Allah. Dia Maha Pemberi Rezeki.
Firman Allah Allah Ta’ala telah mengabarkan kepada manusia:
“...Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya...” (QS. Ath-Thalaq ayat 2-3)
Beberapa hadist Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjelaskan tentang bagaimana seseorang berusaha untuk mencari rezeki:
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya (silaturahim).” (HR Al-Bukhari).
“Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya.” (HR. Muslim)
Sayyidah Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan sebuah hadis, yang mana Rasulullah SAW bersabda:
“Bangunlah di pagi hari untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan (keberuntungan).” (HR. At-Thabrani).
“Seusai salat fajar (Subuh) janganlah kamu tidur sehingga melalaikan kamu untuk mencari rezeki.” (HR. At-Thabrani)
“Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah untuknya dan Allah akan memanjangkan umurnya.” (Riwayat Abu Ya’ala, At-Thabrani, dan al-Hakim).
“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah) daripadanya.” (HR. Al-Hakim dan Ad-Dailami).
Rezeki hakekatnya dari Allah, karena Allah Maha Pemberi Rezeki.
Manusia yang Allah ciptakan diberikan akal tentunya dalam setiap perbuatannya terikat oleh tuntunan syariat. Terkait rezeki pun berusaha untuk memperoleh rezeki yang halal dan meninggaklan apapun yang dilarang. Ketakwaan kepada Allah SWT yang menjadi pegangan agar selamat di dunia dan akhirat.
Sebagaimana pesan Rasulullah SAW, seseorang tidaklah meninggal dunia hingga Allah Ta’ala menyempurnakan rezekinya.
Oleh karena itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam mencari rezeki, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Cianjur, 26 Agustus 2021.