Oleh: Muslihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَاَ نْـتُمْ تَسْمَعُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)," (QS. Al-Anfal 8: Ayat 20)
Allah menyeru kepada orang-orang beriman, agar mentaati Allah dan Rasul-Nya serta agar tidak berpaling dari-Nya ketika mendengar perintah-perintah-Nya. Sayangnya di hari ini banyak orang yang mengaku beriman tetapi perilakunya tidak mencerminkan bahwa mereka taat kepada perintah Allah. Bahkan yang jelas-jelas sudah tertera dalam Al Qur'an masih juga mengelak untuk menjalankannya.
Saat sholat kita bersumpah di hadapan Allah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah. Akan tetapi di bulan Agustus ini, yang banyak dikenal sebagai bulan kemerdekaan Indonesia, merupakan moment menggelorakan nasionalisme dan patriotisme. Hingga seorang tokoh agama Islam pun menyanyikan lagu Padamu Negeri.
Mungkin anda akan bertanya, apa salahnya dengan menyanyikan lagu itu? Coba mari kita perhatikan syair lagu tersebut.
Padamu negeri, kami berjanji
Padamu negeri, kami berbakti
Padamu negeri kami mengabdi
Bagimu negeri jiwa raga kami.
Bukankah kita sudah berjanji dan bersumpah bahwa hidup dan mati hanya untuk Allah? Lalu masih kita berjanji terhadap selain Allah untuk mengabdi dan menyerahkan jiwa raga selain untuk Allah? Coba apakah ini selaras ataukah berseberangan? Jangan-jangan ini digolongkan sebagai kemusyrikan oleh Allah. Jika benar demikian, bukankah sangat berbahaya bagi akidah umat Islam?
"Jangan berpaling dari-Nya." Bukankah ini larangan berpaling dari perintah Allah? Bukankah ini larangan berpaling dari taat kepada Allah? Maka taat kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan ketaatan tertinggi seorang hamba yang beriman. Ketaatan di atas segalanya, termasuk konstitusi sekalipun. Maka jika ada yang menyatakan konstitusi harus di atas ayat Ilahi ini sebuah kelancangan yang nyata. Sayangnya di negeri ini banyak tokoh yang mengajak menomorduakan aturan Allah. Allahummaghfirlana.
Tidak hanya itu, tak sedikit ayat-ayat Allah dalam Al Qur'an yang dengan sengaja dicampakkan. Kemudian mereka lebih memilih undang-undang buatan manusia. Misal ayat tentang qisas, apakah pernah diterapkan di negeri mayoritas muslim ini? Mengapa tidak? Bukankah setiap muslim itu terikat dengan semua aturan Islam? Bukankah aturan Islam itu sudah lengkap, sempurna dan menyeluruh?
Ibarat kata, aturan Islam itu lengkap dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali bahkan saat tidur pun tidak lepas dari aturan-Nya. Lalu masihkah ragu untuk menerapkan hukum Islam? Jika memang yakin bahwa Al Qur'an itu Kalamullah, firman Allah, lalu mengapa masih ragu dan enggan menjalankannya?
Bukankah Rasulullah Saw telah memberikan contoh penerapan? Para sahabat nabi juga telah mencontoh Rasulullah Saw dalam menerapkan aturan dan hukum Islam. Lalu kurang apalagi? Apakah kerusakan di berbagai lini kehidupan belum mampu membuka pikiran mereka, bahwa semua itu diakibatkan dicampakkannya aturan Allah? Mulai rusaknya pergaulan generasi, bahkan sampai rusaknya alam.
"Padahal kamu mendengarnya (perintah-perintah-Nya)." Ya, setiap muslim tentu mendengar, atau bisa membaca Al Qur'an dan atau terjemahnya. Apalagi hari ini, setiap orang dimudahkan dengan adanya gadget. Al Qur'an dan terjemahnya serta tafsir ada dalam genggaman tangan. Orang tidak perlu membawa fisik mushaf yang tebal dan berat. Namun demikian bisa membaca dengan lengkap dari juz pertama sampai akhir. Setiap orang bisa menikmati ayat-ayat cinta Allah mulai Al Fatihah sampai An Nas pada satu perangkat android. Masya Allah.
Lalu masihkah akan mengelak jika sudah pernah mendengar akan perintah Allah? Hati-hati bisa jadi Allah akan memasukkan ke dalam golongan orang-orang yang buta dan tuli hatinya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم
اَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِى الْاَ رْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ قُلُوْبٌ يَّعْقِلُوْنَ بِهَاۤ اَوْ اٰذَا نٌ يَّسْمَعُوْنَ بِهَا ۚ فَاِ نَّهَا لَا تَعْمَى الْاَ بْصَا رُ وَلٰـكِنْ تَعْمَى الْـقُلُوْبُ الَّتِيْ فِى الصُّدُوْرِ
"Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 46)
Semoga Allah melindungi kita dari hati yang buta dan tuli. Aamiin.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Mojokerto, 23 Agustus 2021