Type Here to Get Search Results !

DENGAN DZIKIR HATI MENJADI TENANG


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 28)

Saat membaca Al Qur'an sampai di ayat ini, tiba-tiba aku teringat skripsiku dulu. Ketika teman-teman sibuk mencari judul skripsi, aku tidak seperti mereka. Pernah kubaca sebuah judul tulisan, "Pengaruh Sholat Terhadap Kecemasan." Aku pun mengajukan judul itu kepada dosen pembimbing. Namun beliau menolak dengan alasan sudah pernah ada skripsi dengan judul yang sama dari Universitas Gajahmada. Akan tetapi beliau dengan baik hati menyarankan agar mengganti kata "Sholat" dengan "Dzikir."

Dengan senang hati aku menerima. Toh pada dasarnya isi dari sholat adalah dzikir. Mulai dari takbiratul ihram sampai salam, semua berisi dzikir. Selanjutnya mencari resensi tentang dzikir dan kecemasan. Meski tidak mudah sebab saat itu belum banyak buku yang menghubungkan antara dzikir dan kecemasan. Namun berbekal keyakinan terhadap firman Allah di atas, semua bisa terselesaikan.

Jika pada umumnya teman-teman menggunakan teknik wawancara dan observasi, maka aku hampir menggunakan semua tekhnik dalam menyusun karya ilmiah, termasuk eksperimen. Tempat mukimku di pesantren dengan ragam latar belakang dan jenjang usia (SMP - Perguruan Tinggi) memudahkan mencari sampel untuk eksperimen.

Aku hanya butuh empat puluh orang relawan. Semuanya aku beri pre test kecemasan. Mereka mengisi angket tentang apa yang mereka rasakan. Seberapa besar kecemasan mereka. Kemudian separuh dari mereka kuajak berdzikir setiap bada Subuh selama lima belas hari. Bacaan dzikir yang sangat umum, yaitu membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil.

Lepas itu dilakukan post test untuk semua. Hasilnya benar-benar berbeda. Kelompok yang mengikuti dzikir mengalami penurunan kecemasan dibanding sebelum melakukan dzikir. Sedangkan kelompok yang tidak diterapi dzikir, mengalam kecemasan yang tetap tinggi. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Sempat dibully para dosen, akibat judul skripsi yang aneh. Ada dosen yang berkomentar bahwa judul itu seperti skripsi anak fakultas Ushuluddin. Aku hanya membalas dengan tersenyum. Yang terpenting dosen pembimbingku tidak keberatan, ujarku dalam hati. Bersyukur saat sidang skripsi aku bisa meyakinkan para penguji bahwa eksperimen berdzikir bisa diterapkan kepada siapapun. Alhamdulillah bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.

Dalam suatu kesempatan Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya, ''Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berzikir.'' Para sahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman surga itu?'' Nabi menjawab, ''Yaitu halaqah-halaqah zikir (majelis ilmu).'' (HR at-Tirmidzi (no. 3510), Ahmad (III/150), dari Shahabat Anas bin Malik ra.

Masya Allah, ternyata dzikir itu tidak hanya membaca tasbih, tahmid, takbir dan tahlil saja. Tetapi cakupan dzikir itu sangat luas. Majlis ilmu juga merupakan majlis dzikir. Tentu saja dalam hal ini adalah ilmu yang menyampaikan tentang hukum-hukum Allah. Sebab dzikir itu sendiri bisa berarti menyebut, mengingat atau mengucapkan.

Sedangkan orang yang berada di majlis ilmu pasti akan menyebut tentang hukum Allah atau mengajak mendekatkan diri kepada Allah. Apalagi mengingat bahwa menuntut ilmu merupakan perintah Allah. Maka setiap mendatangi majlis ilmu dengan niat menuntut ilmu, maka hal itu ditulis sebagai dzikir kepada Allah.

Dalam kesempatan lain Rasulullah Saw bersabda kepada Mu'adz bin Jabal ra, "Wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan membaca: Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik, setiap habis sholat!" Hadits riwayat Imam Abu Dawud. Artinya, "Ya Allah, tolonglah aku dalam dzikir kepada-Mu, dalam syukur kepada-Mu dan ibadah terbaik kepada-Mu."

Kita tahu dzikir merupakan aktivitas lidah, sedangkan syukur adalah amalan hati dan husnul ibadah (ibadah terbaik) adalah perbuatan anggota badan. Ruku', sujud, sedekah, puasa, menuntut ilmu, berdakwah semua itu adalah gerakan ibadah oleh anggota badan. Maka dengan doa itu kita memohon kepada Allah agar setiap helaan nafas menjadi ibadah terbaik.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Mojokerto, 27 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.