Oleh: Muslihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ باللهمن الشيطان الرجيم
قَا لَ رَبِّ بِمَاۤ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُ زَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَ رْضِ وَلَاُ غْوِيَـنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَ
اِلَّا عِبَا دَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ
Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka." (QS. Al-Hijr 15: Ayat 39-40)
Inilah sumpah iblis sejak awal terciptanya manusia. Iblis bersumpah akan menjadikan kejahatan, kemaksiatan terasa indah dan nyaman dirasa oleh manusia, hingga mereka terlena dari tujuan hidup yang sesungguhnya. Akan tetapi iblis mengakui bahwa ia takkan sanggup melenakan hamba-hamba Allah yang ikhlas.
Mari kita perhatikan tingkah polah manusia di dunia saat ini. Mereka lebih banyak yang melakukan kedurhakaan kepada Allah dari pada yang taat. Dari segi beragama saja, mereka yang beragama Islam di dunia ini tak lebih banyak dibanding yang kafir. Padahal agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam, bukan yang lain.
Allah Swt berfirman,
بسم الله الرحمن الرحيم
ان الدين عند الله الاسلام
"Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam." (Surat Ali Imran (3), ayat 19).
Mereka yang memilih beragama selain Islam sudah pasti bagian dari mereka yang disesatkan oleh iblis. Meski sudah banyak manusia yang tidak beriman, iblis tidak pernah berhenti menyesatkan manusia. Mereka yang kafir dijadikan budak iblis untuk turut menyesatkan mereka yang beriman. Maka iblis dan orang kafir saling membantu agar lebih banyak lagi manusia yang tersesat.
Contoh kongkrit adalah apa yang dilakukan rezim komunis China terhadap saudara-saudara muslim di Uygur. Mereka dipaksa agar melanggar perintah Allah. Mereka dipaksa rezim agar melakukan apa yang dilarang Allah. Saudara muslim di Uygur tidak boleh mengenakan jilbab, dipaksa memakan babi, dan lain sebagainya.
Demikian pula saudara-saudara muslim di Thailand. Mereka tidak diberi kebebasan dalam menjalankan agama Islam. Dalam bercakap-cakap saja tidak boleh memakai bahasa Melayu atau bahasa Indonesia. Sebab kedua bahasa itu dianggap oleh penguasa sebagai bahasa bangsa yang mayoritas Islam. Mereka benar-benar membenci Islam. Menamakan anak-anak mereka dengan nama berbahasa Arab pun dianggap sebuah kejahatan. Sungguh sulit kehidupan saudara muslim di sana.
Di Palestina, kaum muslimin pun tak memiliki kebebasan dalam menjalankan syari'at Islam, meski dalam tataran individu. Tak jarang masjid yang ada di bom saat dilaksanakan salat berjamaah. Bahkan rumah sakit pun tidak luput dari serangan bom. Bagi muslim Palestina suara bom sudah biasa. Kematian di depan mata bukan lagi hal menakutkan. Namun sakit akibat luka dan perpisahan dengan orang terkasih tidak bisa dielakkan. Anak-anak kehilangan orang tua. Adik ditinggal mati sang kakak atau sebaliknya sudah menjadi makanan sehari-hari. Demikianlah nasib kaum muslimin di tangan budak-budak iblis.
Demikianlah manusia yang sudah menjadi budak iblis mengerahkan semua kemampuan agar bisa membuat sesat orang-orang yang beriman. Jika mereka tidak bisa menjadikan umat Islam keluar dari agamanya, mereka berupaya agar umat muslim tidak memahami ajaran agamanya.
Sebagian orang kafir mengerahkan segenap pikiran bagaimana cara umat Islam secara sukarela meninggalkan ajaran agama Islam sedikit atau banyak, tanpa harus keluar dari agamanya. Hasilnya terciptalah sekulerisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Caranya agar negara sebagai penguasa rakyat menerapkan sistem yang hanya memperbolehkan agama sebatas ritual individu. Sebatas salat, puasa, zakat dan haji. Mirisnya sudah dua tahun ini rakyat negeri ini tak bisa menunaikan haji. Apapun alasannya.
Aturan agama Islam yang mengatur tata cara bernegara, baik hukum, ekonomi, pergaulan, pendidikan ataupun kesehatan, tidak boleh masuk dijalankan. Inilah yang terjadi dalam negeri-negeri kaum muslim saat ini. Rakyat negeri ini muslim, dengan penguasa muslim, para pejabat negara juga muslim, hakim dan pengacara pun muslim. Akan tetapi hukum yang diterapkan warisan Belanda. Negeri yang aneh tapi nyata. Bahkan Belanda sendiri mengadopsi hukum dari Perancis.
Bidang ekonomi negara didominasi oleh ekonomi yang berbasis ribawi. Dalam bidang pergaulan, masyarakat dibiarkan bebas tanpa batas, dengan dalih hak asasi manusia. Pendidikan pun tidak lagi berbasis akidah Islam, bahkan cenderung menjauhkan pendidikan dari ajaran Islam. Lihatlah betapa berhasil iblis menyesatkan manusia.
Meski demikian, ada sekelompok manusia yang tidak bisa disesatkan oleh iblis. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, ikhlas menghamba kepada-Nya. Mereka hanya takut kepada Allah. Tak takut dengan caci maki manusia, bahkan ancaman kematian sekalipun. Para hamba Allah ini menjalankan semua perintah Allah dengan segenap kemampuan dan meninggalkan semua larangan meski dianggap aneh oleh orang di sekelilingnya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Mojokerto, 2 Agustus 2021