Oleh: Umi Rizkyi
Telah lama kaum muslimin tidak lagi memiliki pelindung. Mereka bagaikan anak ayam kehilangan induknya. Nasib kaum muslimin saat ini sungguh memprihatinkan. Dari dalam negeri terlebih lagi yang ada di negeri orang.
Mereka yang berada di dalam negeri, mengalami berbagai penindasan dan penjajahan. Tidak lagi dengan penjajahan fisik, melainkan penjajahan secara pemikiran.
Kaum muslimin dijadikan jauh dari Islamnya. Seakan tidak mengetahui setiap hukum dalam setiap amal perbuatannya. Mereka dibutakan, ditulikan dan dibisukan oleh sistem. Sistem yang telah nyata rusak dan merusak.
Banyak muslim di negeri kita tercinta ini mengalami penderitaan, biaya hidup serba mahal, segala macam dipungut pajak. Mulai dari bangunan, tanah, kendaraan dan lain sebagainya.
Bahkan ketika sakit pun harus berjuang dan membiayai pengobatan itu secara mandiri. Dan biayanya pun tidak main-main mahalnya. Apalagi di era pandemi seperti ini. Kesehatan terasa mahal sekali.
Dalam kehidupan sehari-hari pun kaum muslimin semakin tercekik. Segala macam kebutuhan harganya naik. Bahan pokok, bahan bakar kendaraan, pajak apapun nominalnya naik, listrik, air dan sebagainya. Semua ditanggung oleh individu. Tanpa terkecuali.
Namun demikian, lebih bersyukur jika dibandingkan dengan kaum muslimin di luar negeri. Mereka tidak hanya mempertaruhkan harga bendanya, tempat tinggalnya bahkan nyawa sekalipun mereka rela korbankan demi keimanan mereka.
Banyak anak-anak di sana yang kehilangan orang tuanya, istri kehilangan anak dan suaminya, ibu kehilangan anak-anaknya dan bahkan setiap hari ada saja kaum muslim yang gugur di sana. Misalnya di Gaza, Myanmar, Palestina, Rohingya dan lain-lain.
Hal ini selalu kaum kafir itu perjuangkan demi terpecah belahnya kaum muslimin se-dunia. Agar tidak bersatu. Karena mereka sadar, bahwa kekuatan kaum muslimin itu berada pada kesatuan mereka. Mereka tidak akan diam! Sampai kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apa pun!
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (QS. Al-Baqarah[2]:120).
Telah jelas dalam ayat di atas. Telah dikabarkan langsung oleh Sang Pencipta, kaum kafir itu takkan pernah rela, sebelum kau muslim mengikuti agamanya.
Telah nampak dalam kehidupan sehari-hari bahwa kaum muslimin mengikuti agama kaum kafir. Misalnya banyak kaum muslimah yang dengan bangganya mengumbar aurat, tidak berhijab, tidak berlaku lemah lembut, bertabaruj dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Semoga dengan semangat kaum muslim untuk senantiasa menambah ilmu Islamnya secara kaffah dan mengajak orang lain untuk mempelajari Islam maka akan melahirkan generasi dan peradaban baru yang cerdas dan gemilang. Di bawah ilmu dan pengetahuan Islam kaffah. Aamiin~
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”