Oleh: Muslihah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَا ذْكُرْ عَبْدَنَاۤ اَيُّوْبَ ۘ اِذْ نَا دٰى رَبَّهٗۤ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَا بٍ
Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana." (QS. Sad 38: Ayat 41)
Diriwayatkan bahwa Nabi Ayyub alaihissalam adalah hamba Allah yang sabar. Karena kesabarannya setan dari golongan jin iri hati, tidak rela. Menurut mereka Nabi Ayub sabar karena banyaknya karunia yang dimiliki. Maka mereka para jin itu minta izin kepada Allah agar diperbolehkan menghancurkan kebun Dan ladang Nabi Ayyub. Dengan seizin Allah kekayaan Nabi Ayub musnah dalam semalam.
Hal ini tidak mengurangi kesabaran Nabi Ayub menjadi hamba Allah. Beliau tetap beribadah seperti biasa, tanpa mengurangi keshalihan dan kesabarannya. Melihat hal itu, setan minta izin kepada Allah lagi, agar diperbolehkan menghancurkan rumah Nabi Ayub. Maka atas izin Allah rumah Nabi Ayub pun hancur rata dengan tanah dalam tempo semalam. Kemudian Nabi Ayub mendirikan rumah gubuk di tanah bekas kebunnya.
Nabi Ayub tetaplah menjadi hamba Allah yang shalih bersama dengan istrinya. Setan dari golongan jin masih tidak puas melihat keadaan Nabi Ayub yang masih tetap beribadah seperti tidak pernah terjadi apapun. Lagi-lagi mereka minta izin kepada Allah, kali ini agar diperbolehkan menyakiti raga Nabi Ayub. Allah mengizinkan dengan syarat hatinya tetap utuh.
Dengan izin Allah setan merusak raga Nabi Ayub. Beliau menderita penyakit kulit yang menjijikan. Hari demi hari semakin parah hingga Nabi Ayub tidak mampu bangkit dari tempat tidurnya. Terpaksa Rahma istri beliau yang mencari nafkah. Rahma bekerja menjadi pembuat roti. akan tetapi ketika masyarakat tahu bahwa suami Rahma menderita sakit kulit yang menjijikkan mereka tidak lagi mau makan roti buatan Rahma.
Karena dikucilkan oleh masyarakat dan tidak lagi bisa menjual roti Rahma terpaksa menjual rambutnya yang panjang dan indah sekedar bisa dipakai untuk makan. Mengetahui hal itu Nabi Ayub sangat marah. Beliau bersumpah akan memukul Rahma 100 kali, jika beliau sudah sembuh dari sakitnya.
Dalam sakitnya Nabi Ayub bermunajat kepada Allah mengadukan sakit yang dideritanya. Sungguh Allah Maha tahu akan apa yang diderita Nabi Ayub. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اُرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَا رِدٌ وَّشَرَا بٌ
(Allah berfirman), "Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum." (QS. Sad 38: Ayat 42)
Masya Allah, dari tanah yang dihentak oleh kaki Nabi Ayub memancar air yang cukup dipakai untuk minum dan membasahi seluruh tubuhnya. Maka dengan air itu itu Allah menyembuhkan Nabi Ayyub. Maka ketika beliau sembuh dari sakitnya beliau mencari keberadaan istrinya hingga ketemu.
Nabi Ayub teringat akan sumpahnya memukul istrinya 100 kali. Sungguh di dalam hatinya tidak tega memukul sang istri. Allah maha tahu apa yang menjadi kegelisahan Nabi Ayub. maka Allah memberi solusi agar Nabi Ayub mengumpulkan rumput sebanyak 100 helai, diikat menjadi satu dan kemudian dipukulkan sekali kepada istrinya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
بسم الله الرحمن الرحيم
وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَا ضْرِبْ بِّهٖ وَلَا تَحْنَثْ ۗ اِنَّا وَجَدْنٰهُ صَا بِرًا ۗ نِعْمَ الْعَبْدُ ۗ اِنَّـهٗۤ اَوَّا بٌ
"Dan ambillah seikat (rumput) dengan tanganmu, lalu pukullah dengan itu dan janganlah engkau melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat (kepada Allah)." (QS. Sad 38: Ayat 44)
Demikian kisah Nabi Ayyub as. Semoga bisa mengambil pelajaran dari kesabaran beliau.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Mojokerto, 10 Agustus 2021