Oleh: Azeeza
Di hari ke 13 ODOJ plus plus plus di SSCQ challenge 6 ini, lagi-lagi terpana dengan salah satu ayat di juz 13, tentang malaikat penjaga. Dalil adanya malaikat penjaga untuk setiap manusia terdapat pada Al Qur’an surat Ar-Ra'du : 11
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۡۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهٖ يَحۡفَظُوۡنَهٗ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمۡؕ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوۡمٍ سُوۡۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗۚ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهٖ مِنۡ وَّالٍ
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah………" (QS. Ar Ra’d: 11).
Dikutip dari berbagai sumber, beberapa tafsir ulama menjelaskan tentang ayat Al Qur'an tersebut.
Dalam tafsir Ath Thabari misalnya. Dipaparkan penjelasan Ibnu Abbas mengenai ayat tersebut, "Mereka adalah para malaikat yang menjaga manusia dengan perintah Allah, jika ada takdir yang akan menimpanya maka malaikat ini menyingkir darinya."
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan ayat tersebut dengan rincian bahwa ada empat malaikat yang diutus bagi setiap diri manusia. Dua malaikat di antaranya ialah pencatat amal baik yang berada di sebelah kanan manusia dan malaikat pencatat amal buruk yang berada di sisi kiri. Adapun dua malaikat lainnya ialah malaikat penjaga yang berada di depan dan di belakang manusia.
Penjelasan Ibnu Katsir tersebut sesuai dengan ayat Allah yang lain, yakni dalam Qs. Qaaf : 16-17, yang artinya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri." (QS. Qaaf :16-17).
Siapakah malaikat penjaga-penjaga ini? Para malaikat penjaga itu disebut dengan malaikat Mu’aqibat. Rasulullah menyifati Mu’aqibat sebagai malaikat pagi dan malam. Yakni malaikat tersebut bergantian setiap Shubuh dan Isya. Karena itulah mereka disebut Mu’aqibat.
Saat bergantian tugas, malaikat Mu’aqibat akan bertemu Allah dan Dia akan menanyakan kabar manusia yang dijaganya. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat sholat Subuh dan sholat Ashar".
Dalam salah satu hadis, Rasulullah Shallallahi alaihi wa sallam bersabda:
"Kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang kondisi para hamba-Nya, "Bagaimana kondisi hamba-hamba-Ku saat kalian tinggalkan?" Mereka menjawab, "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat dan kami mendatangi mereka juga dalam kondisi sedang sholat." (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Malaikat Mu’aqibat memastikan bahwa manusia hanya akan ditimpa musibah yang sudah ditakdirkan Allah. Manusia tidak akan mendapat keburukan sedikitpun kecuali yang sudah tertulis dalam Lauhul Mahfuzh. Seandainya Allah tidak mengutus Mu’aqibat, pastilah manusia tidak dapat bertahan hidup di bumi yang penuh dengan keburukan dan tidak akan selamat dari bahaya yang sering dilancarkan iblis karena dendamnya pada bani Adam.
MasyaAllah, maha baiknya Allah yang telah mengutus para malikat penjaga ini. Sayapun pernah mengalami, saat sedang berkendaraan di jalan raya. Saat itu secara tiba-tiba ada sebuah motor yang nyalip seenaknya, sampai-sampai hampir saja motorku oleng dan terjatuh. Baru nyadar setelah baca ayat ini tentang malaikat penjaga, ternyata para malaikat penjaga inilah yang menyelamatkan saya kala itu, alhamdulillah...
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Cianjur, 27 Agustus 2021