Oleh: Azeeza
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاَ عِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَا طِ الْخَـيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهٖ عَدُوَّ اللّٰهِ وَعَدُوَّكُمْ وَاٰ خَرِيْنَ مِنْ دُوْنِهِمْ ۚ لَا تَعْلَمُوْنَهُمُ ۚ اَللّٰهُ يَعْلَمُهُمْ ۗ وَمَا تُـنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يُوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَ نْـتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 60)
Pada ayat ini Allah memerintahkan orang-orang beriman mempersiapkan peralatan senjata untuk berperang dengan orang-orang musyrik, dengan segenap kemampuan yang dimiliki. Termasuk berupa kekuatan dan kuda-kuda yang ditambat untuk berperang.
Sebagian ulama juga menyebutkan, segala kekuatan itu bisa bemakna kepandaian (ilmu), keterampilan (skill), kekuatan fisik, berbagai persenjataan dan perlengkapan lainnya yang membantu mengalahkan mereka seperti berbagai macam senjata, meriam, senapan, pistol, kendaraan, pesawat tempur, tank, kapal tempur, parit, benteng dan mengetahui taktik dan strategi berperang. Termasuk di antaranya menggunakan senjata memanah.
Ayat ini juga menggugah sikap aktif kaum Muslimin dalam juang di jalan Allah. Tidak boleh bersikap pasif, yaitu hanya menunggu saja sampai ada serangan musuh, baru setelah itu bersiap-siap. Sebaliknya, justru kaum Muslimin itu harus selalu waspada dan mempersiapkan pasukan yang tangguh dan selalu siap siaga setiap saat. Hingga dengan kesiapsiagaan kaum Muslimin inilah yang akan membuat musuh-musuh Islam gentar dan tidak akan menyerang.
Surat Al-Anfal ayat 60 juga mengingatkan agar orang-orang beriman menyiapkan pasukan dengan kuat agar musuh merasa ketakutan dan tidak jadi melakukan penyerangan terhadap kaum Muslimin. Dalam rangka memperkuat pasukan inilah, kaum Muslimin harus menyumbangkan apa saja yang mereka mampu, demi terbentuknya pasukan para pejuang Islam yang tangguh.
Sumbangan itu bisa berupa perlatan senjata, fasilitas perang, kuda atau hewan tunggangan lain atau kendaraan untuk perjuangan. Kalau era informasi saat ini bisa berupa alat media seperti komputer, laptop, kamera, handycame, yang kesemuanya digunakan untuk berperang pada era digital.
Begitu pula saat ini, sejatinya kita masih tetap diperangi, walau bukan berupa perang secara fisik. Perang ini jauh lebih halus, saking halusnya malah banyak yang tidak menyadari malah menikmati. Baik itu berupa tontonan, pakaian maupun gaya hidup. Begitupun perang lewat aksara, kini semakin masif. Banyak tulisan-tulisan yang mengajak pembacanya untuk berbuat maksiat, seperti novel-novel roman picisan yang menggambarkan pergaulan bebas. Juga tulisan-tulisan yang kian berkembang di medsos. Seringkali ada tulisan-tulisan yang malah menjatuhkan Islam, dilabeli terorislah, intoleran dan lain-lain.
Maka dalam hal ini kitapun harus mempersiapkan amunisi dalam dunia kepenulisan, agar bisa menyaingi tulisan-tulisan yang unfaedah tadi.
Alhamdulillah kini mulai bermunculan para penulis ideologis, sebagai upaya perang lewat aksara. Saat ini mudah kita temukan tulisan-tulisan ideologis di medsos yang menggambarkan indahnya Islam.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Cianjur, 24 Agustus 2021