Oleh: Iha Bunda Khansa
Sahabat, ketika kita berbelanja ke pasar, tentu banyak pedagang menjual berbagai keperluan sehari-hari, dari mulai sembako, sampai berbagai macam sayuran, lauk pauk dan aneka buah-buahan dan sayuran.
Ada juga jual beli mobil, motor, emas, rumah dan macam-macam transaksi yang tentunya ketika menjalankannya harus sesuai tuntunan syariah.
Aktifitas jual beli tersebut tentu berharap adanya keuntungan, ada yang banyak bisa ratusan ribu atau mungkin jutaan, ada juga yang hanya mengambil keuntungan seribu atau dua ribu.
Sahabat, ternyata ada satu perniagaan antara Allah dengan orang-orang mukmin yang memberikan keuntungan sangat besar dan balasannya surga!
Ketika membaca surat at Taubah ayat 111, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَ مْوَا لَهُمْ بِاَ نَّ لَهُمُ الْجَــنَّةَ ۗ يُقَا تِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَيَقْتُلُوْنَ وَ يُقْتَلُوْنَ ۗ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰٮةِ وَا لْاِ نْجِيْلِ وَا لْقُرْاٰ نِ ۗ وَمَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ مِنَ اللّٰهِ فَا سْتَـبْشِرُوْا بِبَيْعِكُمُ الَّذِيْ بَايَعْتُمْ بِهٖ ۗ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah 9: Ayat 111)
- Asbabul Nuzul ayat di atas berkaitan dengan suatu riwayat dikemukakan bahwa Abdullah Bin Rawahah bertanya kepada Rasulullah SAW: "apakah kewajiban-kewajiban terhadap Rabb dan diri tuan menurut kehendak tuan?" Rasul menjawab: "aku telah menetapkan kewajiban terhadap Rabb-ku untuk beribadah kepada-Nya, sedang kewajiban-kewajiban terhadapku ialah agar kalian menjagaku sebagaimana kalian menjaga diri dan harta kalian." Mereka berkata: "Apabila kami melaksanakan itu, apakah bagian kami?" Beliau menjawab: “Surga.” Mereka berkata: "perdagangan yang sangat menguntungkan. Kami tidak akan membatalkannya dan tidak akan minta dibatalkan". Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah akan menggantikan kerugian harta dan jiwa kaum mukmin dengan surga. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhammad bin Ka’b al-Qurazhi.
Sahabat, banyak contoh bagaimana para sahabat yang mengorbankan harta dan dirinya untuk berjuang di jalan Allah, antara lain:
- Ja'far bin Abi Thalib adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai kemiripan wajah dan perilaku dengan Rasulullah.
Pada perang Mu'tah saat kaum Muslimin melawan 200 ribu prajurit Romawi, Rasulullah mempercayakan Ja'far menjadi satu dari tiga panglima dan komandan pasukan.
Ja'far menjaga bendera umat Islam agar tidak jatuh yang menandakan kekalahan. walaupun musuh berhasil menebas tangan kirinya , namun tangan kanannya berhasil mengambil bendera agar tidak terjatuh. Ja'far akhirnya Sahid.
Rasulullah memberi gelar Ja'far bin Abi Thalib Abul masakin yang artinya bapak orang-orang miskin. Julukan Ja'far bin Abi thalib lainnya adalah Dzul janahain yang artinya pemilik dua sayap.
- Abdurrahman bin Auf, adalah sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang sangat kaya, konglomerat yang tiada hentinya menginfakkan hartanya di jalan Allah.
Abdurrahman bin Auf juga adalah pedagang yang sukses. Dimana dalam berdagang selalu menghindari yang haram dan syubhat atau yang tidak jelas kehalalan dan keharamannya.
Tangannya ringan membagikan hartanya kepada keluarga, saudara juga untuk agama Allah. Abdurrahman semakin giat bersedekah sejak mendapat nasihat dari Rasulullah.
“Abdurrahman bin Auf pernah menginfakkan separuh harta miliknya pada zaman Rasulullah SAW, lalu dia menambahinya lagi dengan 40000 dinar, lalu ditambah lagi dengan mengerahkan 500 ekor kuda dan 500 ekor unta. Mayoritas harta ini diperoleh dari hasil perdagangannya”.
"Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya engkau adalah kelompok orang-orang kaya dan engkau akan masuk surga dengan merangkak. Karena itu berilah pinjaman kepada Allah niscaya dia lepaskan kedua kakimu," sabda Rasulullah.
Abu Bakar Assidiq
Dari Asma binti Abu Bakar, dia berkata: "Saat Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan Abu Bakar menyertai beliau, maka Abu Bakar membawa semua hartanya sebanyak lima atau enam ribu dirham." Kakekku yang buta, Abu Quhafah, memasuki rumah kami seraya berkata: "Demi Allah, menurutku Abu Bakar telah membuat kalian risau karena semua hartanya dia bawa".
Usman bin Affan
Dari Abdurrahman bin Samurah, dia berkata: "Usman bin Affan menemui Nabi Muhammad SAW untuk menyerahkan 1.000 dinar, ketika beliau sedang mempersiapkan pasukan perang yang sedang menghadapi masa paceklik." Usman menyerahkan uang itu di rumah beliau. Sambil membulak-balikkan uang itu, beliau bersabda: “Usman tidak akan melarat karena apa yang dikerjakannya setelah hari ini”. Nabi mengucapkan kalimat itu hingga berkali-kali. Hadis ini kadarnya shahih.
Dari beberapa kisah di atas bahwa jika kita ingin mengharapkan keuntungan yang besar maka jual belilah dengan Allah baik harta dan jiwanya untuk Allah. Karena Allah akan memberikan balasan dengan Surga-Nya.
Sahabat, sudahkah kita berjual beli dengan Allah? Sampai kapan waktu kita di dunia?
Apakah kita berdiam diri ketika melihat berbagai kemungkaran? Sudahkah kita berbuat untuk Islam, menyampaikan kebenaran Islam?
Saat ini masih banyak kezaliman dan ketidakadilan menimpa kaum Muslimin, para pembenci Islam terus berusaha mencegah bangkitnya Islam Kaffah.
Oleh karena itu jangan menunggu nanti, teruslah menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran, sampai cahaya Islam bersinar kembali.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Cianjur, 25 Agustus 2021