Oleh: Surya Ummu Fahri
Apakah kamu pernah bercermin? Pasti kita mampu melihat apa yang kurang dan lebih dari diri kita melalui cermin. Dan tahukah kamu jika ada cermin yang bisa menjiplak segala apa yang ada pada diri kita? Ada dan bahkan bisa menjadi lebih baik dari diri kita jika kita mengarahkannya ke arah yang baik. Dan akan menjadi buruk jika kita mengabaikannya. Bukan cermin-cermin ajaib yang digunakan dalam kisah Putri Salju lho ya. Itu hanya dongeng belaka, tapi ini adalah cerminan diri kita yang mampu menjadi investasi di dunia dan akhirat. Yaitu anak.
Sempat booming bulan lalu terkait Childfree. Banyak sudah yang membahas terkait hal ini. Sungguh tidak habis pikir, ada saja yang mau mengikuti paham ini. Tapi mau bagaimana lagi, era pandemi membuat banyak generasi manjadi makin keras mengejar materi dibandingkan dengan mengejar ukhrawi. Tanpa berpikir panjang bagaimana dan seperti apa masa depan jika tanpa hadirnya anak-anak. Apalagi sejak pandemi ini banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu karena keganasan pandemi yang terus bermutasi.
Coba kita lihat di sekitar kita. Ada banyak wanita yang menanti hadirnya buah hati ditengah-tengah keluarganya. Ada banyak pula yang membuang bayi tidak berdosa, menelantarkan atau bahkan memperjual belikannya. Parahnya lagi sempat lihat pelaku lagibete yang mengasuh anaknya yang masih bayi. Astaghfirullah hal adzim. Yang subur dan normal Childfree lah yang lagibete malah mengasuh anak. Ya salam bikin kita geleng-geleng kepala.
Nah terus bagaimana dengan perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tua? Apakah anak juga menjadi cermin jika begitu? Jawabannya adalah ya. Anak terlahir sebagai kertas putih bersih yang belum bernoda. Yang menjadikan anak itu majusi, Nasrani dan muslim adalah kedua orang tuanya. Nah sekarang bagaimana kita mendidiknya, sudahkah kita mendidiknya sesuai dengan tujuan kita.
Sering kita dapati, banyak orang tua menginginkan anak anaknya menjadi salih-salihah tapi tidak sedikit pula yang tidak mempersiapkan anak menjadi seperti apa yang mereka niatkan. Coba lihat banyak mereka berniat menjadikan anaknya menjadi anak yang salih-salihah, tapi mereka tidak bersikap demikian seperti halnya yang mereka impikan. Padahal yang mampu menjadikan dia shalih-shaliha adalah kedua orang tua.
Dan gambaran ini ternyata sudah adigambarkan dalam Surat Al Ahqaf ayat 15 yang berbunyi:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
MasyaAllah sungguh luar biasa bukan Islam memberikan gambaran sekaligus tuntunan. Bahwa kita sebagai orang tua yang harus mendidiknya sejak mereka berada dalam kandungan, dan mendoakan anak dan kedua orang tua sekaligus saat tengah mendidik mereka. Bahkan diajarkan pula doa agar kita dan anak keturunan kita menjadi anak yang berbakti kepada orang tua seperti halnya kita yang berbuat demikian kepada kedua orang tua kita. Super komplit meskipun dalam satu ayat.
Lalu bagaimana fakta yang ada saat ini? Sudahkah kita memberikan teladan terbaik bagi anak-anak kita agar mereka juga menjadi anak yang berbakti seperti yang kita impikan? Semoga kita tidak pernah lelah untuk menjadi teladan terbaik bagi mereka. Apalagi selama masa pandemi, kedua orang tua lah yang menentukan seperti apa mereka bersikap kelak kepada kedua orangtuanya. So jangan pernah berhenti belajar menjadi lebih baik agar anak anak kita pun menjadi pribadi yang lebih baik.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Batu, 20 September 2021