Oleh: Ummu Ameera
Perjuangan Rasulullah saat berdakwah di Mekkah sungguh luar biasa. Mulai dari difitnah tukang sihir, gila, dan hampir mau dibunuh. Rasulullah berusaha untuk menegakkan kalimatullah di Mekkah, namun kafir quraisy yang terlalu arogan dan serakah melancarkan aksi penyiksaan yang kejam kepada kaum muslimin maka hijrah pun jadi pilihan yang tepat.
Seperti yang telah dikabarkan Allah dalam al-quran surah Al-Ahqāf : 7
وَإِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Apabila dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas kepada mereka, orang-orang yang kufur berkata tentang kebenaran itu ketika datang kepada mereka, “Ini adalah sihir yang nyata.”
Bagaimana dengan dakwah kita? Apakah sudah merasakan seperti yang pernah dirasakan baginda Rasulullah? Jelas jawabannya tidak. Karena dakwah kita belum sebanding dengan Rasulullah dan para sahabat.
Bisa jadi kita belum bersungguh-sungguh dalam berdakwah, sehingga kemenangan belum tertunaikan. Mungkin Allah ingin melihat sejauh mana keseriusan dan pengorbanan kita dalam berdakwah. Mungkin Allah lebih sayang kepada kita, sehingga pada masanya Allah beri kemenangan saat kita sudah siap dengan segala bekal, baik bekal ilmu maupun bekal amal.
Madinah al munawwarah adalah wilayah yang menerima Islam yang dibawa manusia terbaik sepanjang zaman. Melalui mush'aib bin Umair wilayah itu bisa dijadikan pusat peradaban Islam kala itu. Kita mengenalnya dengan sejarah dan kisah hijrahnya Rasulullah beserta sahabatnya Abu Bakar dengan kondisi yang mencekam dan mengkhawatirkan orang-orang yang mencintai mereka.
Kita tahu bahwa masyarakat Madinah menerima Islam secara totalitas dan legowo. Membuat perjanjian pada baiat aqobah pertama dan kedua. Bait aqobah pertama ialah baiat taat yang mendedikasikan diri untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Sedangkan baiat aqobah kedua adalah baiat Untuk mendengar dan taat, patut dalam perkara yang mereka sukai maupun yang mereka benci. Untuk berinfak patut dalam kondisi sempit maupun lapang. Untuk beramar ma’ruf nahi munkar. Agar mereka tidak terpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah. Supaya mereka melindungi Muhammad sebagaimana mereka melindungi wanita-wanita dan anak-anak mereka sendiri.
Semoga perjuangan kita saat ini adalah perjuangan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan kalimat Laillaha ilallah Muhammad Rasulullah. Sehingga kemenangan bisa kita raih demi Islam yang mulia. Bukan hanya berdakwah ala kadarnya. Tanpa strategi dan tidak mau belajar banyak Ilmu. Jangan menyandang status pengembangan dakwah namun aktivitas biasa-biasa saja. Mengikuti rutinitas tanpa ada tujuan dan target yang pasti.
Biarlah lelah kita lillah, tidak perlu penilaian manusia. Jangan ingin dikenal manusia. Berbuatlah apa yang bisa kita perbuat untuk kebaikan dakwah semata. InsyaAllah kita akan mulia di hadapan Allah Tuhan semesta Alam.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Medan, 2 September 2021