Oleh: Rohmawati
Kaya sering kali menjadi dambaan setiap insan didunia. Sebab dengan kekayaan seseorang dapat memenuhi segala keinginannya namun mereka lupa bahwa kekayaan itu bisa juga menjadi kenistaannya kelak diakhirat sana manakala ia tak mengerti tentang hakikat yang diberikannya. Dan sebagian manusia kekayaan dijadikan sebagai tujuan kehidupannya sebagaimana orang-orang yang tak beragama. Sebab kekayaan menjadi tolak ukur kebahagiaannya didunia. Padahal sejatinya kekayaan adalah merupakan salah satu sumber kenistaan manusia itu sendiri sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur’an dan yang telah Allah janjikan kepedihan diakhirat sana bagi mereka yang hanya memikirkan kebahagiaan dunia saja. Dunia adalah tempat berkelananya manusia. Maka dari itu janganlah terlena dengan kenikmatan yang sementara. Sebab ia hanyalah ujian semata untuk semua manusia didunia.
Berjalanlah sesuai dengan perintahnya. Sebagaimana mestinya yang Allah perintahkan karena Islam telah mengatur segalanya dengan sempurna termasuk masalah mempergunakan kekayaan yang dia punya untuk jalan kebenaran. Karena kekayaan yang diberikan kepada sebagian manusia hanyalah titipan yang kelak akan kembali pada tuhan pemilik semesta alam. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an.
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Bagaimana kamu ingkar kepada Allah (kafir), padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia Allah menghidupkan kamu, kemudian kepadanyalah kamu dikembalikan." (Qs. Al-Baqarah :28)
Dunia memang indah yang tercipta untuk manusia dengan beragam kelemahan dan kekurangannya. Namun dunia bukanlah tempat tinggal selamanya, maka dari itu jangan berlebih dalam mencinta. Begitu juga dengan manusia yang Allah berikan kelebihan dan kekurangannya yang tertulis dalam catatan rahasianya termasuk dalam masalah rezeki yang akan ia peroleh selama didunia. Dan Allah telah melebihkaan rezeki baik berupa kekayaan maupun kesempurnaan fisik yang Dia berikan kepada sebagian orang yang beriman hanyalah semata-mata ujian kehidupan. Karena terkadang Allah menguji hambanya dari hal-hal yang dia senangi seperti keluarga, istri, suami anak dan juga harta yang melimpah yang ia punya.
Kekayaan itu bukan kesenangan, terlebih yang diperoleh dengan cara kebatilan karena kekayaan bisa menjadi sumber kenistaan terutama bagi mereka yang tidak mengerti hakikat kehidupan. karena sejatinya Allah berikan kekayaan kepada sebagian manusia itu adalah ujian sebagiamna Allah sifatkan dunia sebagai sebuah ujian yang bisa membuat sebagian manusia terlena. Manakala iman tak menjadi pedomannya. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu sebelum Islam yakni kaum Nabi Musa yang telah Allah limpahkan kenikmatan hidup berupa kekayaan alamnya. Dan karena itu juga Allah memaasukkan mereka kedalam neraka jahanam akibat dari tidak bersyukurnya mereka yang mempergunakan segala kekayaannya untuk menyekutukan tuhan. maka dari itu Allah menciptakan manusia yang mulia Rasulullah untuk menjadi pengingat sebagian manusia lainnya agar mereka tidak terlena dengan keindahan dunia yang sementara.
أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ
وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ ۖ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang (musuh) yang nyata! Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" (Qs. Yasin: 77-78)
Dalam ayat diatas Allah menjelaskan bahwasannya manusia sering kali ingkar dengan apa yang diberikan. Terlebih bagi mereka yang Allah lebihkan dari sisi harta dan bahkan membuat manusia melupakan asal-usul kejadian diciptakannya dan melupakan hakikat manusia itu diciptakan.
So, apakah kekayaan yang kita punya sudahkah mendekatkan kita kepada Rabb pencipta alam?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”