Oleh: Surya Ummu Fahri
Namanya juga manusia, tak luput dari salah dan dosa. Kadang on fire dalam beriman dan beramal. Kadang hanya sekadarnya saja. Wajar gak sih begitu? Eits jangan salah, dari yang awalnya meremehkan, lama lama bisa bikin kita benar-benar jauh dari kata iman. Coba lihat saja di berbagai media. Itu tuh ada yang komen kalau "Semua agama benar kata Tuhan." Waduh bahaya gak sih ini?
Fenomena ini memang tidak sedikit. Banyak malah. Jangan dilihat dari siapa yang bicara. Nyatanya memang banyak diantara kita, yang sebenarnya tidak mampu memahami dengan baik agama kita. Makanya bisa bicara bablas tanpa menyadari bahwa apa yang kita bicarakan itu bisa berakibat fatal. Dari kata-kata tersebut saja, bisa membuat seseorang menganggap semua agama benar. Dan akhirnya tidak menganggap agama yang dianutnya sebagai sumber hukum yang harus dijalani, tapi hanya sebatas ritual belaka.
Kok dimaklumi sih? Lha bagaimana lagi. Tidak bisa kita pungkiri, selama ini kita hidup berada dalam sistem yang sudah tak sesuai dengan fitrahnya. Agama dan kehidupan sudah benar-benar terpisah. Dan memang sengaja di pisah agar kita benar-benar seperti mereka, yang hanya menggunakan agama dalam beribadah saja. Jangankan paham, hafal saja tidak. Malah mereka yang menjaga hafalan dengan menutup telinga malah di nyinyirin. Di tuduh radikal. Astaghfirullah.
Belum lagi dengan berbagai berita yang intinya selalu menyalahkan hukum Islam, memojokkan Islam, atau mempeeburuk citra Islam. Seolah-olah Islam itu salah melulu di mata mereka.
Kalau mau ditelisik siapa yang salah dan siapa yang benar pun, bisa menjadi yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar.
Bahkan tak jarang mereka yang mengaku-ngaku sebagai orang Islam tapi mengagung agungkan atasannya demi sebuah politik balas budi. Alamak apalagi ini.
Tapi dalam surat Az Zumar ayat 7 ini kita dijelaskan bagaimanakah kedudukan kita di mata Allah. Yuk di check.
اِنْ تَكْفُرُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۗوَلَا يَرْضٰى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَۚ وَاِنْ تَشْكُرُوْا يَرْضَهُ لَكُمْۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۗ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Jika kamu kafir (ketahuilah) maka sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu dan Dia tidak meridai kekafiran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada(mu).
Nah, jelas bukan. Kita mungkin tidak sempurna dalam memahami Islam, tapi jangan sampai ketidak tahuan kita mengakibatkan kita termasuk dalam kategori kafir. Apalagi memusuhi Islam. Kalau Allah sudah tidak memerlukan kita, bisa apa kita. Segala apa yang kita punya, bisa saja sewaktu waktu di ambil. Segala ketenaran dan kepopuleran juga bisa saja Allah buka aib-aib kita. Maka adakah kemuliaan yang kita bawa dengan kefakiran ilmu kita. Zaman sudah canggih dan modern. Kapanpun dan dengan siapapun kita bisa mencari ilmu. Terus mau sampai kapan kita berada dalam ketidak sempurnaan pemahaman yang melemahkan iman?
Apakah besok masih bisa kau jamin, hidup nyaman dan tidak susah hanya karena apa yang kau raih dalam hidupmu? Apakah tidak akan datang malaikat mencabut nyawa tanpa izin? Ketahuilah bahwa jika Allah mengatakan jadi. Maka terjadilah.
Masihkah kau merasa enjoy dengan hidupmu yang jauh dari kata sempurna? Karena hanya Islam yang sempurna yang bisa menyempurnakan segala urusan yang hari ini bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. So jangan pernah berhenti belajar beradab dan mencari ilmu agar mampu taat dan selamat. Jangan lupa berjamaah agar taat tanpa tapi tanpa nanti.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Batu, 17 September 2021