Type Here to Get Search Results !

MEMBANDINGKAN NASIB TIDAK MENYELESAIKAN MASALAH


Oleh: Rohmawati

Rumput tetangga memang selalu lebih indah manakala kita memandang dengan pandangan sebagaimana pandangan kebanyakan orang. Yang sering sekali tidak berlandasakan pada keimanan. Terlebih bagi mereka yang tidak memiliki tujuan akhir kehidupan. Perbandingan yang sengaja kita ciptakan akan selalu menghasilkan kelelahan yang berkepanjangan. Yang membuat kita sulit melupakan segala kekecewaan yang kita telan ketika segala impian menjadi seperti yang kita inginkan tak jua kita dapatkan. Terutama dalam membandingkan sesuatu yang telah Allah anugrahkan kepada setiap insan yang tidak mungkin dapat di rubah sesuai dengan keinginan. Seperti halnya membandingkan apa-apa yang sudah Allah takdirkan kepada kita dengan sesuatu yang ditakdirkan untuk orang lain. Dan inilah yang membuat kita lupa dengan tujuan penciptaan kita ke dunia. karena sejatinya apa-apa yang Allah ciptakan baik yang dibumi dan dilangit pastilah memiliki tujuan yang benar termasuk juga manusia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepadaku. (Qs. Az-Zariyat : 56-57)

Allah Maha penyayang satu-satunya Dzat yang tidak pernah memandang kita dari segi apapun. Menerima dengan segala lapang dada. Karena Allah sendiri telah mensifatkan manusia, alam semesta dan kehidupan ini adalah sesuatu yang terbatas. Sesuatu yang tak mungkin sermpurna, sebab kata sempurna hanyalah untuk Allah semata.

Dalam Islam manusia dilarang untuk membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain. Karena itu akan menimbulkan kebencian dalam diri. Yang tidak mungkin dapat diakhiri bahwa kita terkadang merasa iri dengan kehidupan orang lain yang kita anggap jauh lebih baik dari diri. Padahal Allah sang maha pemberi tidak pernah membedakan kehidupan manusia satu dengan kehidupan manusia itu sendiri sebab Allah hanya membandingkan manusia hanya dari segi ketakwaannya. Segala kenikmatan dunia yang Allah ciptakan dengan beragam kenikmatan yang dianugrahkan kepada manusia bukanlah serta merta tanpa tujuan, namun semua itu Allah ciptakan agar manusia dapat mensyukurinya. Kenikmatan dunia yang terkadang membuat manusia terlena. Maka dari itu janganlah lengah oleh dunia karena dunia adalah kenikmatan dunia adalah merupakan fitnah yang berbahaya untuk kehidupan kita. Dan jangan sampai kehidupan yang sementara ini yang membuat kita merasakan kesengsaraan yang abadi diakhirat nanti. Percayalah Kesedihan dan kesenangan yang Allah berikan kepada manusia didunia bukanlah untuk membebankan manusia itu sendiri melainkan kedua itu adalah merupakan salah satu bentuk betapa Allah amat sayang kepada hamba-hambanya, seperti halnya dengan memberikan aturan kehidupan dengan tujuan agar manusia itu sendiri tidak mudah terlalaikan oleh kenikmatan yang sebatas pengujian.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

لَهٗ مَقَا لِيْدُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ وَيَقْدِرُ ۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Milik-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 12)

Rezeki adalah merupakan salah satu dari ribuan nikmat yang Allah berikan kepada manusia baik untuk orang-orang yang beriman maupun untuk orang-orang yang tidak beriman. Dalam ayat diatas Allah menjelaskan bahwa Allahlah satu-satunya pemilik manusia, kehidupan dan alam semesta ini, Dia Allah tidak pernah mengkhususkan dirinya kepada umat Islam saja akan tetapi Allah menyebutkan bahwa Dia adalah pemilik alam semseta ini dan Allah menghendaki segala sesuatu terjadi, terutama dalam memberikan rezeki berupa materi. Yang sering membuat manusia lupa diri dari jalan ilahi. Dan karena inilah yang menjadikan dunia sebagai sesuatu yang begitu amat membahayakan diri.

Kebahagian memanglah sesuatu yang selalu kita nanti, dan hidup dalam ketenangan menjadi sesuatu yang diimpikan oleh seluruh insan. namun sayangnya banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa kebahagiaan yang kita nanti adalah kebahagiaan yang dapat kita wujudkan sendiri dan ketenangan yang kita cari adalah ketenangan yang dimana akan kita dapatkan dengan mendekat diri kepada Allah. Maka dari itu kembalilah kepada ajarannya dan berhentilah untuk membandingkan kehidupanmu dengan orang lain. Sebab semua yang telah Allah berikan sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan hambanya bukan sesuai dengan apa yang di inginkan hambanya. Percayalah bahwa kita memiliki satu titik kelebihan dari ribuan kekurangan yang dapat kita banggakan, dimana hal itu tidak diberikan kepada orang lain. Begitu juga sebaliknya. So, jadilah dirimu sendirimu sendiri. Karena menjadi diri sendiri itu lebih baik.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Cilegon, 20 September 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.