Oleh: Ulfa Novitamala
Rasulullah mengemban dakwah Islam penuh perjuangan dan rintangan. Beliau berdakwah di Mekkah selama 13 tahun. Bisa dibayangkan, keteguhan dan kesabaran beliau berdakwah meskipun sebagian besar kaumnya menolak dan menentangnya. Keteguhan beliau dalam berdakwah inilah yang membuat musuh-musuh Islam semakin bertambah kebenciannya. Berbagai propaganda, celaan, siksaan yang mereka lakukan agar Rasul dan kaum mukmin berhenti menyebarkan Islam. Menyakiti Rasul dan orang-orang mukmin tanpa hak yang jelas merupakan dosa besar. Firman Allah:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
"Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (QS. Al-Ahzab [33]:58)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa mereka (musuh-musuh Islam) melancarkan tuduhan buruk terhadap orang-orang mukmin dan mukminat yang pada hakikatnya bersih dari apa yang mereka tuduhkan. Padahal orang-orang mukmin dan mukminat tidak tahu menahu dan tidak pernah melakukannya.
Ini mencakup seluruh bentuk gangguan baik perkataan maupun perbuatan, berupa ejekan dan celaan, fitnah, atau merendahkan kehormatan.
مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
"maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (Al-Ahzab: 58)
Yakni merupakan suatu kedustaan yang besar bila mempergunjingkan orang-orang mukmin dan mukminat dengan sesuatu hal yang tidak pernah mereka lakukan, yang tujuannya ialah mencela dan mendiskreditkan mereka. Orang-orang yang paling banyak terkena ancaman ini adalah orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kaum Rafidah.
Kaum Rafidah adalah orang-orang yang mendiskreditkan para sahabat dan mencela mereka, padahal Allah Swt. sendiri telah membersihkan mereka dari hal tersebut. Orang-orang tersebut telah menyifati para sahabat dengan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diberitakan oleh Allah Swt. tentang mereka. Allah Swt. telah memberitakan bahwa Dia telah rida kepada kaum Muhajirin dan kaum Ansar serta memuji sikap mereka. Akan tetapi, sebaliknya orang-orang yang jahil lagi bodoh itu mencela para sahabat, mendiskreditkan mereka, serta mempergunjingkan mereka dengan hal-hal yang para sahabat tidak pernah melakukannya salama-lamanya. Pada hakikatnya mereka sendirilah yang terbalik akal sehatnya karena mencela orang yang terpuji dan memuji orang yang tercela.
Abu Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muhammad, dari Al-A'la, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah, "Apakah gibah itu, wahai Rasulullah?" Rasulullah Saw. menjawab: "Bila kamu menyebut-nyebut saudaramu dengan hal-hal yang tidak disukainya." Ditanyakan lagi, "Bagaimanakah pendapatmu, jika pada saudaraku itu terdapat apa yang kukatakan?" Rasulullah Saw. menjawab, "Jika pada saudaramu itu terdapat apa yang kamu katakan, berarti kamu telah mengumpatnya. Dan bila pada saudaramu itu tidak terdapat apa yang kamu katakan, berarti kamu telah melancarkan tuduhan dusta terhadapnya."
Jika dilihat realitas saat ini, banyak dijumpai orang-orang yang menyakiti kaum mukmin. Mereka melancarkan isu radikal, teroris, mengkriminalisasi ulama, dsb. untuk menyerang dan mendiskreditkan Islam dan orang-orang mukmin. Ironisnya, tuduhan tersebut tidak hanya datang dari orang kafir namun justru dari orang Islam sendiri. Padahal sesama kaum muslim itu bersaudara. Tuduhan dan tindakan yang mereka lakukan tentu menyakiti kaum mukmin. Inilah bentuk keberhasilan kaum kafir memecah-belah persatuan kaum muslim dan menjadikan kaum muslim pobia terhadap Islam.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Jakarta, 6 September 2021