Type Here to Get Search Results !

PENYESALAN TIADAGUNA


Oleh: Iha Bunda Khansa

Sahabat, pernah mendengar ada publik figur atau ada yang famili, teman yang berpindah agama dari Islam ke agama lain? Banyak alasan kenapa sampai berpindah agama? Ada yang karena pernikahan, ekonomi, sakit kemudian sembuh, atau karena kemauan sendiri.

Manusia yang dilahirkan ke dunia ada yang sudah muslim karena kedua orang tuanya, ada juga karena proses pencarian setelah dewasa, namun jika keimanan tidak dijaga maka bisa jadi akan terkikis dan ada yang rela melepaskan akidahnya, berpindah ke agama lain, yaitu murtad.

Bagi Allah mudah untuk membolak-balik hati seseorang antara keimanan dan kafir. Dan alangkah menyesal mereka yang pada akhirnya dalam hidupnya memilih murtad.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّا لِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا
"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, "Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama rasul." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 27)

Ayat di atas adalah penyesalan bagi orang-orang yang zalim, yang murtad keluar dari Islam ke agama lain.

Menurut Wikipedia :
Murtad adalah sikap mengganti atau meninggalkan suatu agama yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia menjadi ingkar terhadap agama yang diyakini sebelumnya.

Dalam tafsir Jalalain dijelaskan :
Ketika ada orang musyrik zalim, yaitu Uqbah bin Mu'ith yang pernah membaca dua kalimat syahadat, kemudian ia menjadi murtad demi mengambil hati Ubay bin Khalaf (menggigit dua tangannya) karena menyesal dan kecewa, di hari kiamat (seraya berkata, "Aduhai!) huruf Ya menunjukkan makna penyesalan (Kiranya dahulu aku mengambil bersama Rasul) yakni Nabi Muhammad (jalan) petunjuk.

Walaupun ayat di atas berkaitan kisah Utbah yang murtad, namun ayat ini berlaku umum artinya setiap orang yang zalim yang murtad...

Penyesalan tidaklah berguna, ketika di akhirat, sebagaimana firman Allah yang artinya :

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا
Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul". (al-Ahzab: 66).

Maka setiap orang yang zalim akan menyesal pada hari kiamat sebesar-besar penyesalan dengan menggenggam kedua tangannya seraya berkata: yaa laitanit takhadztu ma’ar rasuuli sabiilan.

Dalam Tafsir Kemenag: Pada hari itu, orang-orang yang zalim akan menggigit jari mereka dengan penuh penyesalan karena telah melalaikan kewajiban-kewajibannya selama hidup di dunia. Dengan sombong, mereka telah berpaling dari kebenaran yang dibawa oleh utusan Allah kepada mereka. Mereka menangis tersedu-sedu menyesali diri seandainya dulu ketika hidup di dunia mereka mengikuti ajakan Rasulullah kepada jalan yang lurus yang membawa keselamatan dunia dan akhirat.

Mereka berkata dengan penuh penyesalan, “Seandainya aku di dunia dulu mengikuti Muhammad, bersama-sama beliau menuju jalan yang benar. Andaikan aku dulu dapat menahan kesombongan sehingga dengan tulus ikhlas memeluk agama Islam, niscaya aku tidak merasakan kesulitan ini.” Hanya sayang penyesalan itu tidak berguna lagi.

Mereka menyesal karena keliru mencari kawan. Ini kecelakaan dan kebinasaan yang besar. “Seandainya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku, tentu dia tidak dapat menjerumuskan aku ke dalam kesesatan.” Memang yang menjerumuskan manusia ke dalam kecelakaan dan kesesatan itu ada kalanya setan sendiri atau setan yang berbentuk manusia, seperti seorang musyrik Arab yang bernama Ubay bin Khalaf.

Persahabatan ‘Uqbah bin Abi Mu’aith dengan Ubay bin Khalaf sangat berpengaruh baginya. ‘Uqbah bin Abi Mu’aith sering menghadiri pengajian Nabi Muhammad sehingga menjadi kenalan yang baik. Pada suatu hari, ia mengundang Nabi Muhammad untuk makan di rumahnya. Ketika itu, Nabi tidak mau makan kecuali jika ‘Uqbah bin Abi Mu’aith mau masuk Islam, lalu ‘Uqbah membaca dua kalimat syahadat.

Namun sahabat ‘Uqbah bin Abi Mu’aith yang bernama Ubay bin Khalaf tidak senang dan marah kepadanya. ‘Uqbah bin Abi Mu’aith lalu mengatakan bahwa ia masuk Islam hanya pura-pura saja. Ubay bin Khalaf menyuruh agar ‘Uqbah bin Abi Mu’aith meludahi wajah Nabi Muhammad. Hal itu lalu dilakukannya ketika beliau sedang melaksanakan salat di Dar an-Nadwah, dekat Baitullah. ‘Uqbah bin Abi Mu’aith mematuhi apa yang dikehendaki sahabatnya. Demikianlah persahabatan yang membawa kepada azab neraka.

Hikmah yang bisa kita ambil dari ayat di atas, bagi Allah mudah membolak-balik hati seseorang, siapapun jika Allah berkehendak.

Oleh karenanya ketika kita memilih atau berkumpul dan bersabat, maka pilih dan bersahabatlah dengan orang-orang saleh yang akan membawa kepada kebaikan.

Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam agar memilih sahabat atau teman akrab yang baik: Seseorang akan mengikuti perilaku temannya, maka perhatikanlah siapa temanmu. (Riwayat Abu Dawud dan at-Tirmidzi dari Abu Hurairah).

Dan Rasulullah saw memberikan satu Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat ialah seperti pembawa minyak kasturi dan pandai besi. Pembawa minyak kasturi itu adakalanya kamu menerima atau membeli minyak daripadanya. Dan mendapatkan bau harum daripadanya. Adapun pandai besi kadang-kadang ia membakar pakaianmu (karena semburan apinya) atau kamu menjumpai bau yang tidak sedap. (Riwayat asy-Syaikhan dari Abu Musa al-Asy’a).

Oleh karena itu Allah memerintahkan agar kita berkumpul dengan orang-orang yang mengajak kebaikan :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung". ( QS. Al Imran ayat 104).

Sahabat, maukah kita menjadi orang yang beruntung? Nah... Berkumpul dan bergabunglah bersama jamaah yang menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Cianjur, 2 Agustus 2021

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.