Oleh: Mutiara Aini
Diera saat ini, kita telah banyak melihat perpecahan di dalam masyarakat. Perselisihan yang tak kunjung selesai menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita sendiri. Jangan-jangan kitalah yang selama ini diam hanya menyaksikan pertikaian? Atau justru kita malah menikmati pertikaian sebagai hiburan semata?
Padahal jelas syariat Islam telah memerintahkan kita kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Tujuan yang baik ini hendaknya dilakukan dengan cara yang baik, bukan memaki atau mencela di muka umum.
Islam adalah agama nasihat dalam hal kebaikan dan memiliki makna yang luas. Namun dalam bahasa Arab, nasihat identik dengan ikhlas dan memurnikan.
Pentingnya menjaga persatuan dan larangan melakukan perpecahan. Hal ini merupakan perkara penting dalam Islam. Karena banyak ayat dan sunah yang membahas perihal persatuan ini, serta larangan yang menyebabkan perpecahan. Menghindari sebab-sebab yang membuat muslim berselisih.
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah bersabda:
“Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, (dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya”.(HR. Muslim)
Allah SWT berfirman dalam QS ar-Rum ayat 31-32, yang artinya:
۞ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
"Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecahbelah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
Sementara itu, Rasulullah SAW dalam HR Muslim menyebut, "Sesungguhnya Allah meridai tiga hal. Dia meridai kalian untuk menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, serta memberi nasihat kebaikan kepada orang-orang yang Allah jadikan pemimpinmu."
Allah mengutus Nabi Muhammad ﷺ untuk menyatukan umat. Allah ﷻ juga menurunkan Al-qur'an untuk menyatukan umat sebagai tempat kembali saat berbeda pendapat.
Orang yang shalat berjamaah merupakan contoh nyata dalam bersatu. Tujuannya sama dan hatinya pun tertuju pada hal yang sama, beribadah dan mencari rida Allah ﷻ. Makmum akan mengikuti imam, imam pun mengikuti ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Tidak ada makmun yang menyelisihi imam, karena keberadaan imam dijadikan sebagai pemimpin untuk diikuti.
Dalam shalat berjamaah, makmum diminta untuk merapatkan shaf. Ini menjadi perhatian sebelum menjalankan shalat dan bagian dari kesempurnaan shalat, dimana tidak ada perselisihan di dalamnya.
Rasulullah ﷺ bersabda, "Luruskanlah shaf-shaf kalian! Karena, Demi Allah! Kalian benar-benar meluruskan shaf-shaf kalian, atau (kalau tidak) Allah akan membuat perselisihan di antara hati kalian."
Semua tindakan baik mengurangi bagian dari Islam, menambahkan ‘syariah’ baru ke dalam Islam, bercerai-berai dan berselisih dalam perkara yang jelas dalam Islam, serta memecah-belah agama Allah menjadi firqah-firqah sesat dan merupakan tindakan merusak agama.
Para pelaku perusakan agama itu diancam dengan azab yang pedih. Azab itu kian berlipat jika mereka mendapat pengikut yang meniru jejak kesesatannya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”