Oleh: Riza Mulyani
Ya... Betul, lengkapnya "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" begitulah peribahasa yang fenomenal. Namun sayangnya itu hanyalah slogan saja yang didengungkan ketika ingin membangkitkan ghiroh para pemuda anak bangsa tanpa realisasi nyata, persatuan seperti apa yang mampu mempersatukan. Nampak dalam kehidupan kita saat ini kaum muslim terpecah belah, tanpa ada ikatan yang kuat untuk bersatu. Demikianlah potret kehidupan kaum muslim saat ini.
Sementara orang-orang kafir, mampu merealisasikan persatuan diantara mereka. Mereka saling membantu antara satu dengan lain, sehingga ikatan diantara mereka kuat. Apalagi ketika musuh yang mereka hadapi adalah kaum muslim, meskipun kepentingan mereka berbeda tapi mereka akan bersatu dengan kuat dan rela mengorbankan apa saja.
Sebenarnya hal demikian sudah Allah peringatkan dalam firman-nya sebagai berikut;
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
"Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar" (QS. al-Anfal:73).
Dalam ayat ini, Allah juga mengingatkan kaum muslim untuk memperkuat ikatan diantara mereka. Jika ikatan persatuan tidak terwujud di tengah-tengah kaum muslim, bisa dipastikan terjadi perpecahan dan permusuhan siap menghadang umat Islam.
Masih banyak ayat-ayat yang menyeru kaum muslim agar bersatu diantaranya:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran: 103).
Dalam hadits juga Rasulullah mengingatkan kita untuk bersatu, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya."
Dari ayat-ayat dan hadits diatas, Allah telah memberikan tuntunan bagi umat Islam. Agar selalu berpegang teguh kepada perintah Allah Swt. dan menjalin persaudaraan yang utuh, saling tolong-menolong, serta berlepas diri terhadap orang-orang kafir.
Namun ini hari, hal diatas tidak terwujud bahkan kaum muslim berteman akrab dengan orang kafir yang jelas-jelas musuh kaum muslim, dan saling curiga kepada sesama saudara muslimnya sendiri.
Hal itu, terjadi tatkala kepemimpinan kaum muslim berhasil diporak-porandakan di tahun 1924, oleh Mustafa Kemal Ataturk, laknatullah. Mulailah saat itu negeri kaum muslim disekat menjadi lebih dari 50 negeri kecil-kecil. Seluruh negeri tersebut dikendalikan sistem demokrasi sekuler, yang berhasil menancapkan kepada seluruh negeri kaum muslim paham "nasionalisme"
Nasionalisme adalah, produk kafir Barat yang sangat berbahaya, telah berhasil melemahkan taraf berfikir umat untuk mengembalikan kepemimpinan dalam pangkuan Islam. Selain itu nasionalisme mampu melemahkan ruh jihad bahkan menghilangkannya, karna doktrin slogan "cinta tanah air adalah harga mati". Sama artinya kaum muslim memandang saudara hanya dalam lingkup negerinya saja. di luar negerinya bukan urusan mereka.
Lantas seperti apa realisasi dari hadits dan ayat-ayat diatas? yang sudah jelas menyatakan bahwa sesama muslim adalah bersaudara dan harus saling tolong menolong. Artinya muslim yang ada di Palestina, Rohingya, Suriah, Uighur dan belahan bumi lain itu adalah saudara. Apa yang dirasakan oleh mereka berupa penindasan, pendzaliman, ketidakadilan seharusnya menjadi urusan mereka juga. Dan kaum muslim harus membantu dengan mengirimkan pasukan untuk membantu mengenyahkan kedzaliman.
Namun hal itu tidak akan pernah terjadi sebelum kaum muslim sadar, bahwa ikatan nasionalisme adalah ikatan yang lemah. Sebuah ikatan yang tidak berdasar bukan datang dari syariat Islam. Kaum muslim tidak boleh terjebak perangkap nasioanlisme.
Kaum muslim harus bangkit dan harus saling melindungi, bahu-membahu demi membela serta meninggikan agama Allah, dalam ikatan sebuah Mabda. Hanya dengan ikatan sebuah Mabda kaum muslim mampu menghadapi musuh sekuat apapun persatuan mereka. Tanpa ikatan sebuah Mabda sebuah keniscayaan terjadi kekacauan yang dahsyat di bumi dan kerusakan yang besar, seperti sekarang ini.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”