Oleh: Iha Bunda Khansa
Surat Al-Maidah di urutan mushaf Al-Qur'an adalah surat yang ke-5, Surat ini terdiri dari 120 Ayat.
Surah ini dinamakan Al-Ma'idah (hidangan) karena memuat kisah para pengikut setia nabi Isa meminta kepada nabi Isa agar Allah menurunkan untuk mereka Al-Ma'idah (hidangan makanan) dari langit (ayat 112). Selain itu, Surah Al-Ma'idah juga disebut Al-Uqud (perjanjian), karena kata itu terdapat pada ayat pertama surah ini, dimana Allah menyuruh agar hamba-hamba-Nya memenuhi janji terhadap Allah maupun perjanjian-perjanjian yang mereka buat terhadap sesamanya. Dinamakan juga Al-Munqidz (yang menyelamatkan), sebab pada bagian akhir surah ini memuat kesaksian Isa Al-Masih terhadap kaum pengikutnya. (Wikipedia)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِذْ قَا لَ الْحَـوَا رِيُّوْنَ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيْعُ رَبُّكَ اَنْ يُّنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ ۗ قَا لَ اتَّقُوا اللّٰهَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
iz qoolal-hawaariyyuuna yaa 'iisabna maryama hal yastathii'u robbuka ay yunazzila 'alainaa maaa-idatam minas-samaaa, qoolattaqulloha ing kungtum mu-miniin
"(Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa yang setia berkata, "Wahai Isa putra Maryam! Bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?" Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman."" (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 112)
Adalah kaum Hawariyyun yaitu pengkitut Nabi Isa yang setia, memohon agar menurunkan hidangan dari langit, Nabi Isa menjawab agar bertaqwa kepada Allah jika beriman.( QS. Al Maidah ayat 112)
Kenapa Kaum Hawariyyun meminta didatangkan hidangan?
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan :
Hidangan ini merupakan piring-piring besar yang berisikan makanan. Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya mereka meminta hidangan ini karena mereka sangat memerlukannya dan karena kemiskinan mereka. Lalu mereka meminta kepada nabinya agar menurunkan hidangan dari langit setiap harinya untuk makanan mereka hingga mereka kuat menjalankan ibadahnya.
Kaum Hawariyyun pun menyaksikan bahwa hidangan itu merupakan tanda dari sisi Allah dan petunjuk serta hujjah yang menyatakan kenabian Nabi Isa dan semakin yakin akan kebenaran apa yang disampaikan.
Hanya kepada-Nya tempat mengadu dan mohon pertolongan.
Kemudian Nabi Isa memohon pada Allah SWT.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَا لَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوْنُ لَـنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰ خِرِنَا وَاٰ يَةً مِّنْكَ ۚ وَا رْزُقْنَا وَاَ نْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
"'Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami ataupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 114)
Menurut As-Saddi makna ayat di atas adalah: “Kami akan menjadikan hari turunnya hidangan itu sebagai hari raya yang kami hormati dan juga dihormati oleh orang-orang sesudah kami.” Menurut As-Sauri, makna yang dimaksud ialah suatu hari yang kami akan melakukan salat padanya (sebagai rasa syukur kami atas nikmat itu).
Ayat di atas juga sebagai bukti bahwa Dia Allah Maha Pemberi Rezeki.
Kepada Engkaulah kami memohon dan meminta pertolongan.
Salah satu doa riwayat At-Tirmidzi:
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.”
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”