Oleh: Mutiara Aini
Tidur adalah anugerah terbesar yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Dengannya, manusia dapat beristirahat menghilangkan segala penat yang menderanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَا تًا ۙ
"dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat," (QS. An-Naba' 78: Ayat 9)
Seandainya manusia terus-menerus beraktivitas dan tidak dapat tidur, maka tentu ini sangat membahayakan bagi kesehatan dan dirinya. Disamping itu, yang tidak kalah penting adalah menjaga adab-adab tidur, seperti doa sebelum dan sesudahnya atau berdzikir kepada Allah SWT.
Hikmah yang dapat kita petik dari ayat ini adalah. Pertama, tidur adalah nikmat yang besar dari Allah. Kedua, tidur berfungsi untuk istirahat manusia setelah aktivitas sepanjang hari. Ketiga, nikmat tersebut harus melahirkan syukur. Bukan hanya lisan, tapi juga dalam bentuk ibadah di malam hari.
Allah SWT telah mengatur serangkaian aktivitas manusia sebagaimana mestinya. Sehingga menjadi pengingat untuk para umat-Nya supaya dapat memfungsikan siang dan malam secara tepat.
Proses pergantian siang dan malam tersebut akan menghasilkan kondisi lingkungan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh manusia.
Meneladani contoh Rasulullah, seluruh malamnya tidak digunakan untuk tidur. Melainkan digunakan untuk shalat tahajud bahkan beristighfar di waktu sahur (menjelang shubuh).
Agar itu tercapai, caranya dengan tidur malam lebih awal jika tidak ada kebutuhan mendesak. Rasulullah SAW biasanya langsung tidur setelah Isya kalau tidak ada kesibukan yang mendesak.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”