Oleh: Riza mulyani
Sebagai seorang muslim, kita sangat dianjurkan untuk berinfak baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Berbagai macam sarana bisa menjadi pahala infak, tidak hanya berupa uang, senyumpun bisa menjadi infak, jika senyum dari hati yang tulus.
Dan semua itu akan mendulang reward yaitu berupa pahala.
Namun sob, ternyata ada infak yang sia-sia, bahkan menjadi petaka bagi pelakunya, ancamannya masuk neraka wail.... Seperti dalam surat al-anfal ayat 36:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗفَسَيُنْفِقُوْنَهَا ثُمَّ تَكُوْنُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُوْنَ ەۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى جَهَنَّمَ يُحْشَرُوْنَۙ
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Kedalam neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan".
Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Said bin Jubair, dan lain-lainnya "Ayat ini turun mengenai diri Abu Sufyan, yang kala itu belum masuk islam, telah menyumbangkan harta bendanya. Dia berkontribusi besar dalam pembiayaan kaum musyrikin pada waktu Perang Badar dan Perang Uhud".
Kafir Quraisy beserta sekutunya mengerahkan seluruh tenaga, harta, jiwa dan pikiran mereka demi menghalangi dakwah Rasulullah ﷺ beserta para sahabat.
Mereka sangat khawatir, gerak dakwah Rasul dan sahabat akan mengancam eksistensi kehidupan kaum Quraisy yang penuh kekufuran di Mekkah.
Perseteruan "kabatilan vs kebenaran" sama-sama berjuang secara badzilan juhdi. Sama-sama mempertaruhkan harta, tenaga, pikiran, waktu dan jiwa raga. Namun menariknya perjuangan Rasulullah dan sahabat jelas dilandasi seruan Sang Khalik dalam surat al-anbiya ayat 107. "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam".
Rasulullah diutus berdakwah adalah untuk membangun syariat Islam, agar dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat sebagai manifestasi rahmatan Lil 'aalamiin. MasyaAllah betapa mulianya perjuangan Rasulullah ﷺ.
Sementara, perjuangan Kafir Quraisy tanpa dasar, dalil bahkan sumber yang jelas, hanya sebatas dugaan/prasangka demi meneruskan agama nenek moyang mereka yang penuh kekufuran, dan bersumber dari nafsu semata.
Mereka mencurahkan apa yang mereka miliki, demi menghalangi tegaknya Islam, dengan segala kecurangan dan intrik yang keji. Itu semua akan menghantarkan kepada kefasadan dalam seluruh aspek kehidupan.
Sementara Rasulullah membina para sahabat dan menjadikan "dakwah sebagai poros hidup mereka". Ketika dakwah diposisikan sebagai poros hidup maka semua aktivitas kegiatan yang di lakukan untuk mendukung dakwah, mengikuti dakwah Islam. Pastinya akan menghantarkan terwujudnya rahmatan lil 'alamin.
Mirisnya saat ini, umat banyak terjangkit paham sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan) .
Paham yang berhasil dimasifkan barat kepada kaum muslim, tentunya dengan biaya yang sangat besar dan terorganisir. Bentuk persengkongkolan musuh-musuh Islam agar kaum muslim tidak lagi berpegang kepada Islam.
Sebenarnya hal ini bisa menjadi pelajaran kita kaum muslim, karena ini menggambarkan bahwa sejarah berulang. Kalau dulu oleh kafir Quraisy di Mekkah namun saat ini seluruh musuh Islam bersekutu menghimpun dana yang luar biasa besar demi menghalangi tegaknya khilafah.
Mereka bisa saja menunda mekarnya bunga di pagi hari, namun mereka tidak akan mampu menghalangi terbitnya matahari di pagi hari. Demikian juga perjuangan menegakkan khilafah, mereka hanya mampu menundanya, namun tidak bisa menghalanginya karena khilafah adalah janji Allah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”