Oleh: Rohmawati
Setiap manusia pastilah menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan. Tercukupinya kebutuhan adalah suatu hal yang di dambakan oleh setiap insan. Namun sering sekali tujuan kebahagiaan dalam kehidupan ini kadang menjadikan manusia lalai akan perintah Allah ﷻ. Dan menjauhkan ia dari kebenaran yang telah Allah ﷻ turunkan dalam Al-Qur'an.
Setiap mahluk yang Allah ﷻ ciptakan pastilah sudah Allah ﷻ tetapkan baik rezekinya, kematiannya dan lain sebagainya. Bahkan hewan melata sekalipun telah Allah ﷻ jamin rezeki yang akan Ia dapatkan. Allah ﷻ telah melebihkan sebagian rezekinya baik yang berupa materi maupun kesehatan jasmani kepada sebagian orang yang Allah kehendaki. Dan hal tersebut Allah berikan bukanlah tanpa tujuan. Sebab sejatinya semua ciptaan baik alam semesta, kehidupan dan manusia memiliki tujuan tersendiri, mengapa Ia diciptakan.
Kemudahan-kemudahan yang kita lakukan dalam kehidupan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan bukanlah menjadi satu-satunya kemuliaan yang Allah berikan. Sebab banyak orang yang berikan kemudahan dan kelebihan dalam segi harta justru menjadi salah satu kemurkaan yang Allah berikan dalam kehidupannya seperti halnya yang telah Allah berikan kepada orang-orang kafir, dimana segala perbuatannya dalam kehidupannya dijadikan indah baginya termasuk dalam hal keburukan. Itulah azab yang Allah ﷻ berikan kepada orang yang hanya menginginkan kehidupan dunia saja.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
سَاَ صْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَ رْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ ۗ وَاِ نْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا ۚ وَاِ نْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا ۚ وَّاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰ يٰتِنَا وَكَا نُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ
sa ashrifu 'an aayaatiyallaziina yatakabbaruuna fil-ardhi bighoiril-haqq, wa iy yarou kulla aayatil laa yu-minuu bihaa, wa iy yarou sabiilar-rusydi laa yattakhizuuhu sabiilaa, wa iy yarou sabiilal-ghoyyi yattakhizuuhu sabiilaa, zaalika bi-annahum kazzabuu bi-aayaatinaa wa kaanuu 'an-haa ghoofiliin
"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 146)
Dalam ayat diatas Allah ﷻ menjelaskan bahwasannya kelebihan rezeki yang Allah ﷻ berikan kepada orang-orang kafir adalah suatu azab untuknya. Dan Allah ﷻ telah mengunci penglihatan, pendengarannya dari kebenaran Al-Qur'an. Sehingga tidak heran ketika Allah ﷻ memperlihatkan segala kekuasaannya, mereka tidak jua mau beriman, namun justru ia mengikuti jalan kesesatan yang dianggap sebagai kebaikan. Dan akan kita dapati bahwa kebanyakan dari mereka mendustakan ayat-ayat Allah. Seperti halnya yang dilakukan oleh kaumnya Nabi Musa yang dimana Allah ﷻ telah memperlihatkan kekuasaannya berupa mukjizat-mukjizat yang dibawa Nabi Musa. Tapi tetap saja mereka mengingkari dan mengikuti hawa nafsunya.
Kelebihan harta, tingginya jabatan kekuasaan yang Allah berikan adalah bagian dari ujian kehidupan. Maka dari itu Allah melarang manusia untuk bersikap sombong dibumi ini. Sebab sejatinya kesombongan akan membawanya jatuh kelembah dusta. Karenanya segala jenis kelebihan yang Allah ﷻ berikan dapat di pergunakan untuk kebenaran bukan menjadi ajang kesombongan terlebih untuk mereka yang paham makna kehidupan.
Tidak dapat dipungkiri materi adalah hal yang penting dalam kehidupan, namun materi juga bukanlah tujuan utama hidup. Karena sejatinya tujuan kebahagiaan dalam kehidupan ini adalah mencari rido ilahi yang akan menjadi penghantar manusia ke surga tertinggi. Itulah makna kebahagiaan hakiki. So, pergunakanlah hartamu, jabatanmu, kejalan kebenaran bukan pada kesesatan. Karena segala sesuatu yang kita lakukan kelak akan dipertangung jawabkan dihadapan Allah ﷻ tuhan semesta alam.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”