Oleh: Lilik Yani
Ketika Muhammad kecil masih dalam pengasuhan Halimah Sa'diyah, terjadi peristiwa pembelahan dadanya oleh dua lelaki berpakaian putih (malaikat) utusan Allah.
Halimah Sa'diyah sebagai ibu susu Muhammad dan yang mengasuhnya, maka beliau lebih mengetahui tentang peristiwa itu.
Halimah bercerita, "Beberapa bulan setelah Muhammad kecil aku bawa kembali ke kampung halamanku di daerah pedalaman, dia bersama saudaranya (putra kandungku) yang bernama Abdullah bin al-Harits. Mereka sedang menjaga beberapa anak kambing di belakang rumahku.
Tiba-tiba putra kandungku datang, dalam keadaan tergopoh-gopoh dan tegang memberi tahu kami."
"Saudaraku, Muhammad orang Quraisy itu diambil dua orang lelaki berpakaian putih-putih, kemudian kedua orang itu membaringkannya dan membelah dadanya. Kemudian kedua orang itu mengacak-acak isi perutnya."
Mendengar pengaduan putraku, maka aku dan ayahnya segera keluar, menuju tempat yang ditunjukkan putraku. Kami mendapati anak kesayanganku, Muhammad kecil dalam kedaan berdiri sedang wajahnya tampak lemah dan pucat pasi. Kemudian kami segera memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Kami bertanya, "Apa yang terjadi padamu, wahai anakku sayang?"
Lalu Muhammad kecilku menjawab, "Telah datang kepadaku dua orang laki-laki berpakaian putih-putih, lalu aku dibaringkan dan perutku dibelah. Terakhir keduanya menaruh sesuatu ke dalam perutku, namun aku tidak mengetahui apa itu?"
Kemudian kami segera membawa Muhammad kecil ke rumahku. Setelah kami sampai rumah, suamiku berkata, "Wahai Halimah, aku khawatir anak ini akan terkena musibah, maka lebih baik kita kembalikan saja kepada ibunya. Sebelum musibah itu menimpanya."
Kami segera menggendong Muhammad kecil, untuk kami kembalikan kepada ibunya. Lantas ibunya berkata, "Mengapa kamu kembalikan Muhammad, wahai Halimah? Bukankah ketika itu kamu merasa sangat senang, jika dia tinggal bersamamu?"
Aku berkata, "Allah telah menjadikan dia besar. Ia telah lama hidupnya dihabiskan bersamaku. Sekarang aku takut dia tertimpa musibah, untuk itu aku kembalikan dia kepadamu. Walau aku sangat mencintainya."
Ibunya berkata, "Apakah kamu takut, dia akan dikerjai setan?"
Aku menjawab, "Iya"
Ibunya berkata, "Jangan takut, demi Allah, tidak ada jalan bagi setan untuk mengerjainya. Sebab putraku akan memiliki kedudukan penting, maukah kamu aku beritahu berita tentang dia."
Aku berkata, "Tentu aku mau."
Ibunya berkata, "Ketika aku mengandungnya, aku melihat dariku keluar cahaya yang menerangi Istana Bushra di daerah Syam, dan aku tidak merasakan ada beban sedikitpun ketika aku mengandungnya, sedang di saat dia lahir, dia meletakkan kedua tangannya di bumi. Sementara kepalanya dihadapkan ke langit. Karena itu, biarkanlah dia tetap tinggal bersamamu hingga besar."
Dengan demikian, Muhammad kecil kembali dibawa Halimah pulang ke rumahnya kembali. Hidup bersama di daerah pedalaman dengan udara yang sejuk dan kembali bersama putranya Halimah. Muhammad kecil kembali diasuh Halimah sekeluarga dengan penuh kasih sayang, hingga berusia empat tahun. Setelah berusia empat tahun, barulah Halimah mengembalikan Muhammad kecil kepada ibunya di Makkah.
Subhanallah, kejadian luar biasa. Dialami Muhammad kecil dengan tiba-tiba dan mungkin belum disadari apa maksudnya. Karena usia Muhammad masih sangat muda ketika itu.
Tetapi setiap kejadian apapun pasti ada maksudnya. Kejadian tersebut merupakan salah satu bentuk persiapan yang dilakukan oleh Allah terhadap Muhammad saw. Karena dia akan menjadi Nabi sekaligus pemimpin bagi semua umat manusia.
Dalam perjalanan hidupnya Muhammad saw selalu terpelihara dari segala bentuk kemaksiatan, baik lahir maupun batin. Hingga beliau tidak pernah melakukan maksiat sekecil apapun, dan hatinya sangat suci dan mulia. Terjaga dari segala penyakit hati seperti iri dengki, hasut, dan semacamnya.
Pembelahan dada, kemudian dikeluarkan hatinya merupakan upaya mengeluarkan keburukan dari diri Muhammad. Langkah ini sangat penting untuk mewujudkan pemeliharaan secara internal.
Subhanallah. Selalu ada hikmah dari kisah apapun yang terjadi.
Sungguh Allah sudah mempersiapkan sejak dini, bagi Muhammad saw yang dipilih Allah menjadi utusan mulia.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”