Oleh: Emmy Emmlya
وَمَا تَسْـئَلُهُمْ عَلَيْهِ مِنْ اَجْرٍ ۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّـلْعٰلَمِيْنَ
"Dan engkau tidak meminta imbalan apa pun kepada mereka (terhadap seruanmu ini), sebab (seruan) itu adalah pengajaran bagi seluruh alam."
(QS. Yusuf 12: Ayat 104).
Rasulullah dan para sahabat ketika berdakwah di mekah dan madinah semata-mata agar hukum-hukum Allah tegak di muka bumi.
Bukan karena ada imbalan dari seseorang yang memiliki kekuasaan saat itu ataupun karena adanya sebuah konspirasi.
Rasulullah dan para sahabat tetap berdakwah, meskipun kalangan kaum kafir Quraisy tidak menyukainya dan melakukan intimidasi terhadapnya.
Demikianlah perjuangan menegakkan kalimatillah tidak ada imbalan berupa materi tapi hanya mengharap rida dan cinta Ilahi.
Adalah hal yang picik jika ada sebagian orang yang nyinyir dan menganggap para pembela kebenaran melakukan perjuangan karena berharap materi dan kekuasaan semata.
Karena kekuasaan hanya sebagai sarana untuk menerapkan hukum-hukum Allah bukan untuk meraup sebesar-besarnya materi demi duniawi.
Lihatlah Rasulullah dan para sahabat, kehidupan mereka tidak lebih baik dari rakyatnya, mereka sama-sama hidup dalam kesederhanaan.
Tidak seperti saat ini kekuasaan dijadikan sebagai tempat untuk mendulang harta tanpa perduli kepada rakyatnya. Para pejabat negara semakin kaya, rakyatnya semakin sengsara.
Mereka berlomba-lomba mencari simpati rakyat bukan untuk memperjuangkan nasib rakyat tapi untuk membuat rakyat semakin melarat.
Mereka menari-nari di atas penderitaan rakyat dan hanya menebar pesona kebaikan agar terkesan perduli padahal faktanya tidak ada sama sekali.
Maka sambutlah wahai manusia seruan dari Rasululullah untuk kembali melanjutkan perjuangan menegakkan kembali hukum-hukum Allah, meski tantangan yang dihadapi tidaklah mudah.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”