Oleh: Mutiara Aini
وَاِ نْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَا شِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَ ۚ وَاِ نْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآ دَّ لِفَضْلِهٖ ۗ يُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ ۗ وَهُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
wa iy yamsaskallohu bidhurring fa laa kaasyifa lahuuu illaa huw, wa iy yuridka bikhoiring fa laa rooodda lifadhlih, yushiibu bihii may yasyaaa`u min 'ibaadih, wa huwal-ghofuurur-rohiim
"Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."(QS. Yunus 10: Ayat 107)
Dalam dalam ayat ini Allah ﷻ menegaskan ke esaan-Nya dalam memelihara hamba-Nya. Hanya Dialah yang berkuasa menghilangkan semua kesulitan hidup yang sedang menimpa hamba-Nya, baik kesulitan karena kekurangan harta ataupun karena terganggunya kesehatan dan perlakuan yang tidak adil dari orang lain. Segala kesulitan yang menimpa seseorang tentu ada sebab akibatnya. Sebab-sebab itu diciptakan Allah ﷻ sebagai ujian bagi manusia, apakah mereka benar-benar berserah diri kepada Allah ﷻ atau tidak, dan setiap hamba berada di bawah pengawasan-Nya.
Contohnya apabila kita sakit, menurut pengalaman manusia, yang menjadi sebabnya adalah adanya bakteri tertentu yang menghinggapi tubuh manusia, sehingga menjadi sebab bagi penyakit tertentu. Maka dari itu, kita akan berusaha mengobati penyakit tersebut sampai sembuh.
Namun demikian, kesembuhannya bukan merupakan suatu kepastian sebagai akibat berobat, tapi kesembuhan hanya dengan izin Allah ﷻ.
Demikian pula dalam aspek kehidupan manusia lainnya, seperti bidang sosial, ekonomi dan politik. Apabila manusia mengalami kesulitan, tentu ada sebab-sebabnya dan sebab-sebab itu berada dalam lingkungan manusia itu sendiri.
Kewajiban manusia hanyalah mencari sebab sambil berdoa kepada Allah ﷻ dengan sepenuh hati serta bertawakal kepada-Nya.
Mengenai kesenangan dan kelapangan hidup ini, Allah ﷻ menyatakan bahwa jika Dia berkehendak dengan iradat-Nya melimpahkan kenikmatan kepada manusia, maka tidak seorangpun yang dapat menghambatnya. Kebahagiaan dan kesenangan merupakan karunia-Nya kepada hamba-Nya dan menurut iradat-Nya. Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan Allah ﷻ tidak terikat kepada suatu sebab dalam memberikan kesenangan dan kebaikan. Karunia Allah ﷻ atas hamba-Nya berdasarkan keluasan rahmat-Nya.
Allah ﷻ akan mengampuni dosa orang-orang yang bertobat, dan dosa orang kafir yang kemudian beriman kepada-Nya sebelum ajalnya tiba. Pengampunan dan kasih sayang-Nya meliputi seluruh umat manusia. Atas rahmat-Nya tersebut, maka tidak semua kejahatan di dunia ini akan dijatuhi siksaan, tetapi Allah ﷻ akan menundanya sampai waktu tertentu.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”