Oleh: Murli Ummu Arkan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَا بٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُوْنُوْا شُيُوْخًا ۗ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوْۤا اَجَلًا مُّسَمًّى وَّلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ
"Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti." (QS. Ghafir 40: Ayat 67)
Dari ayat di atas, Allah ﷻ menjelaskan kepada kita agar kita menjadi hamba-hamba-Nya yang mengerti akan firman-Nya.
Allah ﷻ lah yang menciptakan, menghidupkan, dan mematikan manusia. Artinya, bahwa hidup dan mati kita berada di genggaman Allah ﷻ.
Meski ada orang tua yang telah merawat dan menjaga anaknya, semua itupun karena Allah ﷻ yang telah memberikan naluri kasih sayang kepada orang tua. Sehingga orang tua bisa ikhlas untuk merawat dan menjaga anaknya. Rezeki yang dimiliki orang tua pun dari pemberian Allah ﷻ. Selama masih hidup di dunia maka rezeki dari Allah ﷻ tetap akan mengalir, apakah itu banyak atau sedikit. Artinya Allah ﷻ lah yang menjamin kita hidup, selama kita masih dikehendaki-Nya untuk hidup.
Akan tetapi, hidup ini ada kurun waktunya yang ditentukan Allah ﷻ. Dari anak kemudian dewasa kemudian tua lalu mati. Bahkan ada yang masih anak-anak sudah dipanggil Allah ﷻ, atau masih muda juga sudah banyak dipanggil Allah ﷻ. Artinya Allah ﷻ lah yang menggengam kematian kita semua.
Hidup dan mati, Allah ﷻ lah yang mengatur dan menghendaki. Bahkan Allah ﷻ mudah sekali untuk menciptakan dan menghancurkan segala sesuatu.
Tidak disangka manusia itu diciptakan dari tanah saat sebelum memasuki alam dunia. Sehingga menjadikan syetan dan iblis sombong tidak mau bersujud atas perintahnya Allah ﷻ karena merasa unsur tanah lebih rendah dari unsur api. Selain itu saat dirahim, proses terciptanya janin manusia berasal dari setetes mani yang hina.
Coba kita pikirkan, kita sebagai manusia berasal dari hal yang hina dan tidak mulia. Kita sebagai manusia juga bersifat terbatas dan banyak kekurangan. Lalu pantaskah saat kita hidup hingga hari ini, kita masih tidak beriman dan bertakwa kepada Allah ﷻ Sang Penggenggam hidup dan mati kita?
Nyawa, harta, keluarga, kedudukan, kenikmatan-kenikmatan yang kita punyai sekarang ini, jika Allah ﷻ menghendaki untuk mencabutnya pasti mudah bagi-Nya. Kemudian jika Allah ﷻ hendak menciptakan sesuatu lagi, hal itupun mudah dilakukanNya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۗ فَاِ ذَا قَضٰۤى اَمْرًا فَاِ نَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
"Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Maka apabila Dia hendak menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." (QS. Ghafir 40: Ayat 68)
Jadi setelah memahami ayat-ayat diatas, bahwa Allah ﷻ yang menggengam jiwa kita, masihkah tetap untuk mengingkari ayat-ayat Allah ﷻ? Masihkah tidak takut kepada Allah ﷻ? Masihkah berani untuk mengabaikan syari'at-syariat Nya?
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَا عٌ ۖ وَّاِنَّ الْاٰ خِرَةَ هِيَ دَا رُ الْقَرَا رِ
"Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." (QS. Ghafir 40: Ayat 39)
Sungguh setelah kematian ada kehidupan abadi. Meski manusia diciptakan dari unsur yang hina, namun Allah ﷻ memberikan kesempatan kepada manusia untuk menjadi orang-orang yang mulia. Asal ia berkenan untuk jadi hamba yang bertakwa kepada Allah ﷻ.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”