Oleh: Muslihah Saiful
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَمِنَ النَّا سِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَبِا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ
Dan di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah dan hari akhir," padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 8)
Ayat ini mengingatkan kepada cerita seorang teman. Secara aqidah ia mengakui bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan Allah ﷻ. Sayangnya meski ia mengaku beragama Islam, tidak sekali pun ia mau menjalankan sholat, juga tak sedikit orang yang mengaku beragama Islam tapi enggan menjalankan ibadah puasa Ramadan. Begitu juga banyak yang mengaku beragama Islam tetapi tidak mau menutup aurat saat di kehidupan umum.
Ada sebuah hadis yang menyebutkan bahwa ketika di dalam hati seseorang yang manusia ada setitik keimanan maka kelak ia akan masuk surga meski harus di hanguskan dulu di neraka. Lalu bagaimana tempat orang tersebut?
Saat itu aku menjawab bahwa iman itu tidak hanya percaya. Lebih dari itu iman adalah meyakini dalam hati, mau mengucapkan di lidah, sebagaimana wajibnya orang yang masuk Islam untuk mengucapkan syahadat. Selain itu harus berani mempraktekkan dalam amal shalih, maka wajib bagi orang yang mengaku beriman menjalankan sholat lima waktu puasa di bulan Ramadhan dan lain-lain kewajiban yang telah dibebankan kepada orang beriman yang telah baligh dan berakal.
Jika hanya yakin, orang-orang Quraisy Mekah saat menentang Rasulullah Muhammad ﷺ mereka juga meyakini bahwa Allah ﷻ yang menciptakan langit dan bumi. Terbukti saat mereka bersumpah tidak lepas kata "demi Allah." Meski demikian mereka tidak mau meninggalkan menyembah berhala latta dan uzza. Karena itu keimanan mereka batal.
Hari ini pun banyak orang yang mengaku beragama Islam, tetapi ucapan mereka sangat jauh dari cerminan orang-orang Islam. Menganggap sholat lima waktu tidak wajib, ini merupakan kemungkaran yang besar. Mengatakan bahwa tidak ada perintah sholat dalam Al-Qur'an, ini bisa mengakibatkan ia kufur.
Atau bisa jadi orang yang mengatakan tidak ada perintah sholat dalam Al-Qur'an, adalah orang yang tidak pernah membaca Al-Qur'an? Padahal tidak sedikit perintah tentang mendirikan sholat. Dalam surat Al-Baqarah ayat 3, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِا لْغَيْبِ وَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan sholat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,"
Bukankah mafhum mukholafahnya adalah seorang bisa dikatakan beriman jika ia melaksanakan sholat dan mau menginfakkan sebagian rezeki? Bukankah ini berarti orang yang mengaku beriman tetapi tidak mau menjalankan sholat sama halnya mereka hendak membohongi Allah ﷻ?
Sesungguhnya iman dan amal saleh merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Amal saleh di sini ini mulai dari sholat, zakat, puasa, haji, menuntut ilmu, menutup aurat, menjalankan semua perintah Allah ﷻ, Amar ma'ruf nahi mungkar, termasuk hudud dan jinayat. Semua itu harus dijalankan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Teringat firman Allah dalam surat Al Asr:
وَالْعَصْرِ
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan saling wasiat mewasiati dalam kebenaran dan saling wasiat mewasiati dalam kesabaran." (TQS Al Asr ayat 1-3).
Lalu apa hujjah mereka yang menganggap bahwa sholat tidak diperintahkan dalam Al Qur'an? Apa yang akan mereka jawab kelak di hadapan Allah?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”