Oleh: Tini Ummu Faris
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (QS. Al-A'raf: 34)
Ayat tersebut salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang membahas tentang kematian. Sejatinya menjadi pengingat diri bahwa kematian adalah qada Allah ﷻ. Tidaklah datang kematian itu kecuali ketika ajal datang.
Datangnya ajal menjemput manusia tidak ada yang tahu. Karena itu, kita harus siap menerima jemputan malaikatul maut kapanpun datangnya. Ajal seseorang tidak pernah ada yang tahu. Pilihan kitalah yang bisa mengikhtiarkan mau mati dalam keadaan apa. Husnul khatimahkah atau su'ul khatimah.
Banyak peristiwa yang bisa kita jadikan ibrah dan sejatinya kita semakin berpacu dalam fastabiqul khairat. Ajal datang bisa kapanpun. Tidak memberi aba-aba atau alarm terlebih dahulu. Masih ingat kejadian meninggalnya keluarga public figur beberapa hari yang lalu, saat sedang dalam perjalanan di jalan tol? Ada juga yang meninggal setelah sebelumnya diuji-Nya dengan covid-19. Ada yang meninggal saat sedang sholat. Namun tidak sedikit pula yang meninggal kala sedang maksiat. Astagfirullah. Na'udzu billahi kin dzalik.
Ajal tidak bisa didahulukan atau minta diakhirkan karena Allah ﷻ sudah tentukan. Mungkin kita pernah mendengar seseorang yang diuji dengan sakit yang lama dan bosan dengan sakitnya hingga meminta dicabut saja nyawanya. Namun, bila Allah ﷻ belum berkehendak, ia tidak bisa meninggal lebih awal. Atau ada pula yang merasa masih betah di dunia, namun Allah ﷻ cabut nyawanya lebih awal.
Karena ajal tidak pernah tahu kapan ia datang, mari persiapkan diri dengan semaksimal mungkin. Saat ajal menjemput, tidak ada yang bisa dibawa selain amal kita. Pilihan kitalah hendak membawa amal saleh atau amal salah.
Dunia adalah tempatnya beramal. Akhirat adalah tempat keabadian, di mana setiap orang memperoleh hasil yang ditanamnya kala di dunia. Tempat itulah pahala dan dosa dibalas dengan nikmat atau siksa. Semua itu adalah pilihan.
Hanya saja, jangan sampai terjadi penyesalan. Karenanya, tanamlah setiap amal kebaikan agar kelak bisa menuai buah pahala. Bila sudah menyesal disana sungguh tidak akan terulang kehidupan di dunia.
Saatnya kita berbenah diri, di sisa usia yang Allah ﷻ beri, semoga Allah ﷻ mampukan untuk memaksimalkan diri, senantiasa beramal saleh. Aamiin.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”