Oleh: Mutiara Aini
Cinta dunia merupakan keadaan seseorang yang menyenangi dunia baik berupa harta, wanita, atau takhta. Sehingga membutakan hatinya dan lalai terhadap akhirat.
Dunia adalah sarana untuk beribadah sebagai bekal kehidupan yang abadi setelah kematian, namun tidak sedikit manusia yang terlena mencintai kehidupan dunia dan melupakan akhirat.
Masalah akan datang ketika kita menjadikan dunia sebagai tujuan dan bukan sarana untuk tujuan akhir.
Padahal Allah ﷻ telah mengingatkan kita untuk tidak melampaui batas dalam mengejar kesenangan dunia.
Tujuan kita bukanlah menjadi kaya, kuat, atau nyaman di dunia. Hidup ini hanyalah sarana menuju akhirat. Apa yang kita lakukan di dunia akan menentukan posisi kita di sisi Allah ﷻ.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّا رَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ
i'lamuuu annamal-hayaatud-dun-yaa la'ibuw wa lahwuw wa ziinatuw wa tafaakhurum bainakum wa takaasurung fil-amwaali wal-aulaad, kamasali ghoisin a'jabal-kuffaaro nabaatuhuu summa yahiiju fa taroohu mushfarrong summa yakuunu huthoomaa, wa fil-aakhiroti 'azaabung syadiiduw wa maghfirotum minallohi wa ridhwaan, wa mal-hayaatud-dun-yaaa illaa mataa'ul-ghuruur
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid 57: Ayat 20)
Cinta dunia dapat membutakan hati. Sehingga mendorong seseorang berani korupsi, merampok, berjudi, dan melakukan kemaksiatan lainnya.
Dalam kehidupan dunia ini, kita dihadapkan dengan berbagai macam ujian. Termasuk di antaranya ujian kenikmatan dunia. Namun hal ini cukup manusiawi, ketika manusia memiliki kecenderungan atau rasa suka terhadap hal-hal duniawi.
Bukankah kekalahan di perang Uhud juga karena disebabkan oleh kecintaan terhadap dunia?
Mereka meninggalkan bukit, ketika melihat harta rampasan perang. Padahal nabi menyuruh untuk menjaganya. Sehingga pada akhirnya mereka ditegur dalam Alquran, “Di antara kalian ada yang menginginkan dunia dan di antara kalian ada yang menginginkan akhirat.”
Rasulullah bersabda, “Tiadalah cinta dunia itu menguasai hati seseorang, kecuali dia akan diuji dengan tiga hal, yakni cita-cita tak berujung, kemiskinan yang tak akan mencapai kecukupan, dan kesibukan yang tidak lepas dari kelelahan.” (HR Ad Dailami ).
Rasulullah mengkhawatirkan masa depan umat ini bila umatnya menguasai dunia. Beliau bersumpah, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan, tapi aku khawtir seandainya dunia ditaklukkan kamu sekalian seperti ditaklukkan orang-orang sebelum kamu, akibatnya kamu berlomba mencari dunia seperti mereka berlomba dan dunia pun menghancurkan kamu seperti menghancurkan mereka” (HR Bukhari dan Muslim).
Nabi ﷺ mengajarkan sebuah doa agar tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir dalam hidup. “Ya Rabb jangan jadikan dunia sebagai perhatian terbesar kami dan tujuan akhir ilmu kami.” (HR at-Tirmidzi).
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”