Oleh: Mutiara Aini
Adalah hal yang manusiawi ketika kita merasa lelah dan ingin menyerah. Namun ternyata ketika kita menyerah dan putus asa, tanpa sadar kita telah melakukan dosa besar.
Ya, adakalanya kita merasa bahwa segala permasalahan yang terjadi dalam hidup kita ini sangatlah rumit. Di saat hati kita dangkal, tentunya kita akan berkeluh kesah dengan apa yang telah Allah ﷻ takdirkan. Padahal, jika kita lihat lebih dalam, banyak hikmah yang hendak Allah sampaikan di setiap masalah yang kita hadapi.
Sabda Rasulullah ﷺ: "Salah satu dosa besar adalah putus asa dari rahmat Allah, dan putus harapan terhadap kelapangan Allah." (HR. Thabrani)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَئِنْ اَذَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنٰهَا مِنْهُ ۚ اِنَّهٗ لَيَــئُوْسٌ كَفُوْرٌ
wa la`in azaqnal-ingsaana minnaa rohmatang summa naza'naahaa min-h, innahuu laya`uusung kafuur
"Dan jika Kami berikan rahmat Kami kepada manusia, kemudian (rahmat itu) Kami cabut kembali, pastilah dia menjadi putus asa dan tidak berterima kasih." (QS. Hud 11: Ayat 9)
Berputus asa dari rahmat Allah sudah seharusnya kita hindari dan waspadai. Karena sikap putus asa ini akan senantiasa menghampiri manusia yang sedang berada dalam permasalahan yang cukup rumit. Ketika imannya lemah, maka putus asa akan sangat mudah untuk masuk ke dalam hatinya.
Seorang Muslim juga dilarang untuk membuat orang lain berputus asa, sehingga mengakibatkan ia menjadi lemah dan tidak mau bekerja dan beribadah. Nabi ﷺ mengajarkan untuk memberi motivasi, “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, janganlah kamu lemah.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ada seorang lelaki yang bertanya (kepada Nabi ﷺ), “Wahai Rasulullah, apa dosa besar itu?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah dan berputus asa dari rahmat Allah.” (HR. al-Bazzar)
Rahmat Allah ﷻ begitu luas. Maka, berputus asa dari rahmat Allah ﷻ berarti tidak menghargai ke luasan kuasa dan kebesaran-Nya, bahkan merupakan tanda kurang memiliki kesabaran dan rasa syukur.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”