Type Here to Get Search Results !

KETIKA AL-QUR'AN DI TINGGALKAN


Oleh: Riza Mulyani

Semestinya sebagai seorang muslim kita harus bersyukur, dan bahagia mempunyai Alquran. Dengannya kita bisa menjalankan misi Allah ﷻ dengan baik dan benar. Misi atau tujuan Allah menciptakan manusia di dunia tidak lain "agar manusia beribadah kepada-Nya" (QS. 51:56).

Al-Qur'an diturunkan Allah ﷻ melalui malaikat Jibril kepada Rasulullah ﷺ,  yang merupakan mukjizat yang menjadi panduan umatnya agar tidak tersesat, dalam mengarungi bahtera kehidupan. Dengan Al-Qur'an kaum muslim mampu mewujudkan kedamaian, kemuliaan, keberkahan, serta mewujudkan kasih sayang umat manusia dan alam (rahmatan Lil 'aalamiin).

Mirisnya saat ini, umat Rasulullah ﷺ jauh dari kedamaian, kemuliaan, keberkahan, kasih sayang sesama. Pun alam jauh dari keindahan dan keseimbangannya. Hari ini kehidupan umat Rasulullah dilingkupi bencana baik bencana alam maupun moral. Astaghfirullah...

Umat Rasulullah saat ini tolok ukur kehidupannya bukan lagi halal-haram, tetapi memperturutkan hawa nafsu dan materi menjadi solusi kehidupannya. Karna memang sudah tergerus oleh pemahaman sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Islam semakin diminimalisasi tidak boleh masuk ke ranah ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain. Islam boleh mengatur hanya dalam lingkup ibadah mahdoh saja (solat, zakat, puasa, sedekah dan naik haji).

Sekularisme sudah berhasil memecah belah umat Rasulullah dengan strategi nasionalismenya yang kokoh. Belum lagi umat Rasulullah saat ini semakin terpuruk, karena kesulitan ekonomi yang kian hari kian mencekik. Negeri-negeri kaum muslim sudah dicengkram para pemilik modal raksasa. Aach... rasanya begitu rumit dan komplek kehidupan umat Rasulullah saat ini. kenapa semua bisa terjadi?

Akar masalahnya adalah ketika umat Rasulullah tidak mau beriman dan membenarkan Al-Qur'an yang agung sebagai pedoman hidupnya. Mereka mengabaikan Al-Qur'an dan beralih mengadopsi aturan buatan manusia yang lemah. Astaghfirullah...

Betulah apa yang Allah ﷻ kabarkan dalam surat al-furqan ayat 30:

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
"Berkatalah Rasul, wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini suatu yang diabaikan".

Parahnya lagi, Al-Qur'an bukan hanya diabaikan tetapi dipelintir sesuai kepentingan sekelompok manusia yang tidak bertanggungjawab.

Ada upaya pengaburan hukum, mereka berpendapat penggunaan istilah kafir mengandung ‘kekerasan verbal’ kepada non-Muslim. Karena itu istilah kafir mesti diganti dengan sebutan ‘muwathin’ atau warga negara.

Mereka berupaya mengubah fikih Islam agar bisa mengakomodasi berbagai kepentingan mereka baik penguasa, pengusaha maupun kelompok-kelompok di masyarakat. Padahal seharusnya umat manusialah yang mengikuti syariah Islam, bukan syariah Islam dipaksa untuk diubah mengikuti kepentingan manusia.

Mereka menghalangi dakwah perjuangan tegaknya sebuah sistem, yang kelak akan memimpin peradaban dunia dengan manifestasi mewujudkan rahmatan Lil 'aalamiin. Merasa eksistensinya terancam, sehingga gegabah dan ngawur mengeluarkan statemen yang tidak ada dasar pijakannya.

Penuturan sahabat Hanzhalah bin ar-Rabi' ra. semakin menguatkan kita untuk terus istikomah berjuang pantang menyerah.

عَجَبْتُ لِمَا يَخُوْضُ النَّاسُ فِيْهِ # يَرُوْمُوْنَ اْلخِلاَفَةَ أَنْ تَزُوْلاَ
وَلَوْ زَالَتْ لَزَالَ الْخَيْرُ عَنْهُمْ # وَلاَقُوْا بَعْدَهَا ذَلاًّ ذَلِيْلاً
وَكَانُوْا كَالْيَهُوْدِ أَوْ النَّصَارَى # سَوَاءٌ كُلُّهُمْ ضَلُّوْا السَّبِيْلاَ
Aku heran atas apa yang digandrungi manusia. Mereka berharap Khilafah lenyap.
Jika Khilafah lenyap, kebaikan pada mereka pun lenyap. Segera mereka pun ditimpa kehinaan yang amat hina.
Mereka menjadi seperti kaum Yahudi atau Nasrani. Sama-sama tersesat jalan.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.