Oleh: Iha Bunda Khansa
Betapa mengerikan ketika mendengar berbagai macam kisah, saat sakaratul maut datang. Ketika Allah memerintahkan kepada malaikat maut untuk mencabut nyawa seseorang, digambarkan dalam berbagai kisah, diantaranya tatkala peristiwa Perang Badar, bagaimana malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir, dengan memukul wajah dan punggung mereka, yang akan dicampakkan ke dalam Neraka.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَ لَوْ تَرٰۤى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا ۙ الْمَلٰٓئِكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَ دْبَا رَهُمْ ۚ وَذُوْقُوْا عَذَا بَ الْحَرِيْقِ
Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 50)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan:
Maksudnya, para Malaikat itu mengulurkan tangan mereka untuk memukul mereka atas perintah dari Rabb mereka, di mana mereka benar-benar kesulitan dan nyawa mereka pun tidak mau keluar dari jasad. Oleh karena itu dikeluarkan melalui tekanan-tekanan. Dan para Malaikat itu menyampaikan berita mengerikan tentang azab dan murka dari Allah. Oleh Karananya, Allah memberitahukan bahwa para Malaikat mengatakan kepada mereka: “Rasakanlah azab yang membakar.”
Nauzubillah...
Betapa menyakitkan dan merasakan sakit yang sangat dahsyat, balasan bagi siapapun yang ingkar pada Allah
Walaupun ayat di atas tentang kisah Perang Badar, namun berlaku umum.
Peristiwa Perang Badar sangat terkenal di mana kaum muslimin mengalahkan kaum kafir. Ketika itu jumlah kaum muslim hanya 313 orang, sementara kurang lebih 3000 pasukan dari kaum kafir. Dengan bantuan para malaikat akhirnya kaum muslim menang.
Dalam surat An-Naziat dijelaskan tentang cara malaikat mencabut nyawa orang kafir dan orang beriman.
وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا
وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا
"Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut." (QS. An-Nazi’at : 1-2)
Terhadap orang-orang kafir nyawanya dicabut seperti besi berduri yang jatuh pada kain wol yang basah, kemudian ditarik dengan keras meskipun sulit, sehingga merobek kain wol tersebut. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya hamba yang kafir jika akan berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata: “Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya”. Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah. Jika malaikat telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya sekejap matapun hingga ia bungkus dengan kain hitam kelam dari rambut. Dan ruh tersebut pergi dengan bau busuk yang paling menyengat di muka bumi." (HR. Ahmad 4/287 no. 18557)
Berbeda ketika malaikat maut akan mencabut nyawa orang-orang yang beriman dengan cara yang baik dan santun. Mereka disambut dengan ucapan salam dan doa serta dipersilahkan memasuki Surga-Nya.
Sesunguhnya setiap hamba yang mukmin apabila akan berpisah dengan dunia untuk menghadap Akhirat maka turun Malaikat dari langit, wajahnya putih seperti matahari, mereka membawa kafan surga dan pewangi surga, mereka duduk sejauh pandangan mata, kemudian datang malaikat maut duduk di dekat kepala hamba orang mukmin dan berkata: ‘Wahai jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.’ Beliau berkata: maka keluarlah ruhnya seperti keluarnya air dari mulut kendi, maka diambilnya ruh itu. Dan tidak dibiarkan walaupun sebentar di tangannya, tetapi langsung diambil malaikat pembawa kafan untuk dibungkus kafan dan pengawet dari surga tadi. Keluarnya ruh itu seperti hembusan misik terharum yang ada di muka bumi. Kemudian, mereka membawa naik ruh itu dan tidak melewati sekelompok malaikat kecuali mereka bertanya: ‘Ruhnya siapa yang sangat baik ini?’ mereka menjawab ‘Ruhnya si fulan bin fulan’ dengan meyebutkan namanya yang baik yang dinamakan dengannya di dunia. Kemudian berhenti dilangit dunia dan mereka meminta dibukakan pintunya maka mereka dibukakan pintunya dan para malaikat ikut mengantarkan ruh itu sampai langit diatasnya sampai berhenti ruh itu di langit ke tujuh. Maka Allah berfirman: ‘Tulislah catatan hambaKu di Illiyin.’ Kemudian dikatakan: ‘Kembalikanlah dia ke bumi, karena sesungguhnya dari bumi (tanah) pertama Aku ciptakan mereka dan kedalam tanah mereka dikembalikan dan dari tanah sekali lagi mereka akan dikeluarkan. Beliau bersabda; ‘Maka dikembalikanlah ruh itu pada jasadnya’ (HR. An-Nasa’i)
Sangat jauh berbeda cara malaikat maut mencabut nyawa antara orang beriman dan kafir. Yang patut kita persiapkan adalah bagaimana kita mempersiapkan bekal menghadap Allah. Karena sebaik-baik bekal adalah amal saleh.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”