Oleh: Emmy Emmalya
Manusia terkadang selalu lupa akan kenikmatan yang telah Allah ﷻ berikan kepadanya. Di saat berkuasa dan bergelimang harta kebanyakan manusia selalu merasa dirinya tidak bisa dikalahkan.
Manusia lupa dari mana mereka berasal, padahal mereka datang ke dunia ini tidak membawa sehelai benangpun tapi setelah Allah ﷻ memberikan kenikmatan berupa ilmu dan dunia, manusia merasa dialah yang memiliki dunia ini.
Tapi ketika manusia ditimpa musibah dan malapetaka, dia banyak memohon pertolongan Allah ﷻ dan bertaubat menyesali perbuatannya seraya berkata:
"ya rabb sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim."
Inilah karakter manusia yang seseungguhnya jika tidak diliputi rasa iman kepada Allah ﷻ. Mereka mudah lupa atas segala nikmat yang telah Allah ﷻ berikan kepadanya.
Inilah yang digambarkan dalam Qur'an surat Fussilat ayat 51 berikut:
وَاِ ذَاۤ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِ نْسَا نِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَا نِبِهٖ ۚ وَاِ ذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوْ دُعَآءٍ عَرِيْضٍ
"Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa."
Berbeda halnya dengan karakter orang yang beriman, apapun yang menimpanya, bahagia ataukah menderita selama Allah ﷻ meridai dia akan menerimanya.
Maka benar adanya apa yang telah disampaikan oleh baginda Rasulullah ﷺ:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim no. 2999)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
