Oleh: Titin
Quran surah Al-Mulk ayat 21 menerangkan:
أَمَّنْ هَٰذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ ۚ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ
Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran).
Tentang kesombongan
Monggo direnungkan! Jika Allah ﷻ tidak menurunkan hujan. Mematikan seluruh tumbuh-tumbuhan, hewan, menahan terbitnya matahari, dari manakah manusia mendapatkan rezeki?
Sebenarnya mereka orang-orang kafir mengakui adanya kekuasaan dan keesaan Allah ﷻ. Tetapi mereka sangatlah sombong terbukti keengganan mereka yang tidak mau menerima kebenaran lantaran takut kehilangan kedudukan dan pengaruhnya di masyarakat.
Setan akan terus menemani, menggoda, menyuburkan kesombongan, dengan tipu daya melalui pikiran dan angan-angan mereka bahwa apapun perbuatan yang buruk disulap menjadi baik dan terpuji olehnya. Inilah tugas dan modus setan mengelabuhi, memperdaya lalu membawa manusia untuk selalu condong pada keburukan agar dapat menemaninya ke neraka. Begitulah tujuan setan yang nyata tapi tidak kentara dan bidikannya tidak terasa.
Bagaimana bila tipu daya ini menempel pada seorang muslim? Mereka menganggap itu adalah rezeki, jabatan adalah rezeki, harta kekayaan adalah rezeki. Mereka lupa dari mana asal rezeki, mereka lupa di sana ada amanah dan tanggung jawab, ada hisab dll. Mereka merasa menjadi orang yang paling beruntung. Hanya kebahagiaan dirinya saja yang dihitung.
Semakin hari, semakin ia tidak menyadari, bahwa dia termasuk orang yang merugi. Rugi!! Rugi karena lepasnya ikatan hati, terperosok turut mengingkari aturan syar'i. Padahal kelak akan bepulang berganti baju kehinaan diri. Di mana seluruh kosombongan dari rasa kedudukan dan jabatan yang tinggi harus pasrah dilucuti. Meringis, menagislah di depan Illahi. Hari ini terimalah rezekimu nan merugi.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”