Oleh: Murli Ummu Arkan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰبَنِيْۤ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَـنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَاۤ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَـنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَا سَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰ تِهِمَا ۗ اِنَّهٗ يَرٰٮكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَآءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
"Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 27)
Ayat diatas Allah ﷻ mengingatkan kepada kita untuk tidak tertipu oleh bisikan setan. Setan atau iblis dialah mahkluk Allah yang sombong, congkak dan tidak taat kepada Allah ﷻ. Maka Allah ﷻ menghukumnya untuk keluar dari surga dan menetap di neraka selamanya.
Saat Allah ﷻ menciptakan manusia pertama yaitu Nabi Adam, semua mahkluk Allah mau bersujud kepada Nabi Adam atas perintah Allah ﷻ. Namun, hanya setan yang menolak perintah Allah ﷻ. Setan merasa dia lebih mulia dari manusia, karena dia diciptakan dari api dan manusia diciptakan dari tanah. Maka, dari egonya itu setan menjadi mahkluk Allah ﷻ yang terlaknat. Akhirnya tanpa menyesal setan pun menerima hukumannya untuk menetap di neraka asal diberi penangguhan waktu hingga hari kebangkitan. Hingga detik inipun setan bersenang-senang untuk mengganggu manusia agar banyak manusia yang mengikuti jalannya. Naudzubillah min dzalika....
MasyaAllah, artinya saat ini pun bisa jadi kita selalu diincar setan agar bisa menghalangi kita dari jalan yang lurus. Setan akan terus mendatangi kita dari depan, belakang, kanan serta kiri. Mereka terus berusaha agar kita berpaling dari ketaatan. Mereka terus berusaha agar kita mengikuti jalan yang tersesat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ لَاٰ تِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَا نِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ ۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.(QS. Al-A'raf 7: Ayat 17)
Seperti halnya Nabi Adam dan Hawa yang ditipu setan untuk memakan buah yang Allah ﷻ larang. Karena tipu daya setan akhirnya Nabi Adam dan Hawa mengikuti bisikan setan sehingga Allah ﷻ mengeluarkan Nabi Adam dan Hawa dari surga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَدَلّٰٮهُمَا بِغُرُوْرٍ ۚ فَلَمَّا ذَا قَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَـنَّةِ ۗ وَنَا دٰٮهُمَا رَبُّهُمَاۤ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَ قُلْ لَّـكُمَاۤ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَـكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS. Al-A'raf 7: Ayat 22)
Setan adalah musuh yang nyata bagi kita. Dari ayat-ayat Allah ﷻ ini semoga kita selalu waspada agar kita tidak mengikuti jalan setan. Maka sibukkanlah waktu-waktu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Semoga kita termasuk orang-orang yang dijaga Allah ﷻ dari tipu daya setan yang terkutuk.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”